Hidayatullah.com–Menjelang Ramadhan lalu lokasi prostitusi Dolly di Surabaya, Jawa Timur akhirnya ditutup. Penutupan tempat maksiat yang disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara itu merupakan kerja keras dari berbagai pihak. Diantaranya, mulai dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Pemda Jawa Timur, Kepolisian dan Kementrian Sosial.
Penutupan tempat prostitusi yang sudah ada sejak 100 tahun lalu ini diharapkan menjadi penggerak bagi propinsi lain untuk mengikuti hal yang sama, yakni menutup lokalisasi.
Awal Juni lalu wartawan hidayatullah.com, Niesky Hafur Permana diterima Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di kantornya, di Gedung Kementrian Sosial, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Pria berusia 60 tahun ini bicara panjang lebar soal penutupan Dolly. Dari masalah edukasi ke wanita tuna susila sampai program yang dimiliki Kementrian Sosial bagi pembinaannya. Berikut petikan wawancara lengkapnya.
Bagaimana perjalanan lokasi prostitusi Dolly di Surabaya berhasil ditutup?
Awalnya pertengahan Juni 2012 Kementrian Sosial membuat loka karya mengenai Dolly dan tempat prostitusi di Jawa Timur. Pemerintah Daerah Jawa Timur sangat serius sekali untuk menutup lokalisasi yang ada di Jawa Timur dan itu yang membuat kita senang dan semangat.
Kita tahu, Jawa Timur punya pesantren yang banyak, umat islam disana juga banyak. Daerah ini terkenal dengan ulama dan santrinya. Karena itu Dolly harus ditutup
Siapa saja yang bersemangat untuk menutup Dolly?
Gubernur, wali kota, bupati semua serius. Kalau daerah yang tidak semangat, kita juga lamban. Kita ingin tau keseriusan mereka maka kita buat workshop. Saat itu saya yang membuka,saya yang menjadi keynote spekaer. Yang hadir banyak, LSM akademisi, MUI,dan yang konsern masalah anak dan yang peduli terhadap wanita
Apa yang dirundingkan saat itu?
Setiap yang keluar dari sini tau apa yang harus dilakukan dan punya tanggung jawab, Tugas kita bagi. Kepala daerah harus tahu. Selain itu harus tau kapan ditutupnya, harus ada yang menantang. Kalau rencana ditutup dalam 20 tahun lagi itu tidak menantang namanya
Waktu itu saya katakan, kalau diakhir 2013 Dolly dan Jarak bisa ditutup itu bagus sekali atau awal 2014. Itu jelas kan endingnya.
Selain Dolly, di Jawa Timur apakah ada lokalisasi yang ditutup juga?
Setelah workshop 2012 itu, di daerah Jawa Timur ada yang menutup tempat prostitusi juga,jadi bukan dalam hitungan tahun, tapi dalam waktu 4-5 bulan. Seperti lokalisasi di Banyuwangi, Tulungagung, Malang dan Surabaya juga mulai bertahap, karena Surabaya itu ada enam tempat.
Bagaimana masalah edukasi ke masyarakat?
Waktu itu saya katakan, untuk menutup Jarak dan Dolly harus secara persuasif. Perlu perencanaan yang matang, alhamdulilah berjalan lancar. Masyarakat sekitar dan wanita tuna susila setelah ditutup harus mandiri. Harapan kita mereka bisa menjadi wanita yang baik,solehah, kita tidak merendahkan. Jelas, mereka melakukan itu karena tuntutan ekonomi.
Apakah dampak-dampak dari tempat prostusi yang ada?
Ketika kita pelajari, di lapangan mereka itu dililit hutang dan tidak bisa keluar. Oleh mucikari, mafia dan kelompok tertentu. Kalau kita lihat, di sana itu juga mengarah pada human trafficking atau perdagangan manusia. Yang membahayakan juga adalah tumbuh kembang anak-anak.
Selain itu, lokasi prostitusi ini kan ada di pemukiman masyarakat, kita lihat di video-video yang diberikan LSM, anak usia 8-9 tahun itu melakukan prilaku orang dewasa. Mau jadi apa itu anak-anak. Tapi, ada juga anak-anak yang terkondisikan dengan bagus dan itu berkat kerja teman-temen di LSM dan mahasiswa. Mereka itu yang sudah terkondisikan cemas kalau mendekati lebaran, karena ‘mereka’ datang lagi dan mereka stress. Karena suara bising,pakaian tdk senonoh dan dipajang di etalase.
Apa yang dilakukan Kementrian Sosial menghadapi masalah ini?
Tupoksinya adalah pendampingan, memberikan modal usaha supaya mandiri dan jaminan hidup juga. Karena, kalau usaha itu kan tidak langsung menghasilkan. Maka dari itu kita berikan jaminan hidup, memang tidak besar, Rp1,8 juta. Selain itu diberikan juga modal usaha Rp3 juta dan transport Rp250 ribu. Kita juga adakan pekerja sosial. Dalam waktu dekat ini Kemensos kerjasama dengan BEM di Jawa Timur. Kita juga libatkan LSM. ormas islam, para dai untuk maslaah ruhani, semua dilibatkan.
Apa harapan Anda setelah ditutup?
Pendampingan pemberadayaan ekonomi dan itu penting. Ekonomi mereka kedepan harus sejahtera. Kita juga berharap daerah yang sudah punya otonomi daerah , mereka harus menangani masalah ksehjateraan hidup sosial mereka. Kita ingatkan mereka. Tujuan Negara ini kan bkn hanya pembangunan jalan dan sebagainya, tapi juga masalah kemiskinan, ini sesuai UUD 45. Jika ini sudah terwujud maka kita harus lakukan perubahan,apalagi penyebab ini kemiskinan.
Ada penghuni yang menolak Dolly ditutup, karena nanti dia akan menyebar di daerah masing-masing, bagaimana tanggapan Anda?
Alasan itu memang sering mereka katakan. Kalau kampung halaman mereka iya, tapi kalau di jalanan tidak mungkin, karena memang di belakang mereka ini ada mafia narkoba, perdagangan miras, human trafficking, kalau sampai kececeran menurut saya itu kegagalan yang fatal dan kita pasti tidak setuju dengan cara itu. Kita angkat martabat wanita dan ingatkan, jangan karena kemiskinan sampai jual diri, dimana kehadiran negara kalau sampai kejadian itu? Kita harus bergandengan tangan menangani ini.
Kemsos sendiri telah menyiapkan, ketika lokalisasi ditutup jangn sampai mereka kembali miskin. Tapi mengembalikan mereka pada kehidupan yang sehat.
Bagaimana dengan masyarakat yang menolak?
Yang menentang itu pasti ada dan itu yang mempunyai kepentingan. Ada penjual minuman yang ketakutan siapa yang membeli dagangannya ketika tutup, dan itu dimanfaatkan kelompok yang punya kepentingan tersebut. Yang demo kemarin juga banyak dari luar.
Selanjutnya daerah mana lagi yang kan ditutup lokasi prostitusi?
Sudah banyak daerah yang minta kepada kita, agar lokasi prostitusi di daerahnya ditutup. Jatim sendiri masih ada 23 tempat, nah yang 23 ini sudah tinggal tutup aja karena ini kecil. Kita akan bantu, kita cari solusi.
Di propinsilain ada, tapi tidak sebesar di Jawa Timur. Daerah yang punya otonomi daerah harus serius untuk menutup. Di Indonesia ada titik-titik prostitusi,kita khawatir kalau WTS situ tidak dibina dengan baik mereka akan kembali lagi.

Apakah harus ada regulasi khusus yang berkaitan dengan masalah tempat prostitusi ini?
Itu yang kita harapkan dari wakil rakyat, membuat UU terkait itu. Mereka harus aktif, jangan malah mendukung. Semua agama melarang hal itu, apalagi kita mayoritas muslim. Apa kita nunggu di azab dulu baru kita sadar. Nah, sebelum azab turun sadarlah. Ketemu orang wajah mereka ditutup, nggak mau ketahuan anak-anak.Bahkan mereka ada yang punya suami. Apakah hasil dari kemerdekaan ini?
Apakah benar, Dolly ini selama ini dipertahankan karena merupakan pemasukan bagi negara?
Negara apa yangg mengambil pajak dari tempat prostitusi, saya tidak yakin negara mengambil pajak dari situ.Mungkin alasan lain adalah, daripada berada dimana-mana lebih baik ditampung. Atau penanganan HIV Aids, tapi ini kan melanggar sila pertama Pancasila. Kalaupun ada income yang masuk ke negara, ini tidak sesuai dengan kehancuran moral anak-anak di sana.
Banyak WTS yang khawatir tidak bisa bekerja jika dolly ditutup, bagaimana tanggapan Anda?
Saya pernah tanya, mereka mengaku penghasilan dari 4 juta-8 juta perbulan. Saya katakan, kalau begitu kenapa jadi WTS sampai 5 tahun, nggak satu tahun saja lalu pulang kampung punya modal dan usaha. Koq masih disitu saja. Mending satu juta perbulan tetapi berkah, hidup bareng anak, bersama suami.
Apakah ini Pekerjaan Rumah untuk presiden selanjutnya?
Iya. Tugas negara adalah menyelamatkan anak bangsa dari kehancuran moral.*