Lanjutan wawancara kedua; Tugas Lain Pemimpin adalah Menegakkan Hukum Allah
Berdasarkan kriteria dan tugas-tugas seorang pemimpin menurut Islam. Apakah Pemimpin Aceh dan Indonesia sekarang sudah sesuai yang diharapkan Islam?
Untuk pertama kalinya, khususnya warga Aceh pantas bersyukur dengan adanya Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang sudah mengizinkan secara legal untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah di Aceh.
Lalu jika kita tanyakan apakah Pemimpin Aceh dan Indonesia sudah sesuai yang diharapkan Islam. Tentu jawabnya, belum seratus persen. Tapi kita sudah menempuh di jalur yang benar. In syaa Allah dengan kerja keras semua unsur kita akan sampai ke Pemerintahan yang ideal. Bahkan menurut saya, proses perjalanan kita sekarang sudah cepat. Bila dibanding dengan Mesir sudah sejak tahun 60-an meraka sudah punya draf syariat Islam tapi tidak adanya political will sehingga sampai hari ini belum terwujud.
Kemudian secara Nasional, Pemimpin Indonesia sejak dari dulu tidak ada yang islamis, semuanya nasionalis sekalipun bersasal dari Partai Islam seperti Gusdur. Namun alhamdulilah semua pemimpin Indonesia sangat menghormati hukum-hukum Islam walaupun tidak sepenuhnya dijalankan. Karena ciri-ciri NKRI sekarang bukan Negara agama dan bukan Negara sekuler murni.
Sehingga ada anekdot yang mengatakan “Indonesia adalah Negara bukan-bukan” artinya bukan Negara agama bukan pula Negara sekuler. Hahahahaha.
Apakah capres –cawapres kita saat ini memenuhi syartul shihah (syarat legalitas) dan syartul kamal (syarat kesempurnaan)?
Menurut hemat saya dari kedua calon capres-cawapres sudah memenuhi syartul shihah (syarat legalitas) namun syartul kamal (syarat kesempurnaan) silahkan dipertimbangkan sendiri oleh ummat Islam, kira-kira calon manakah yang banyak kemasahatannya. Sebagaimana kata Al-mawardi setiap pemimpin milik zamannya. Sebagaimana sudah kita sebuat di awal bahwa pemimpin mesti tegas dan punya ilmu serta wawasan yang luas. Menurut saya, Indonesia hari ini sedang darurat. Kita butuh pemimpin yang tegas untuk mengahadapi ancaman dari luar yang ingin menjejah Indonesia dengan cara mengangkut hasil bumi ke Negara pemilik modal. Bahkan menurut pendapat kebanyakan ulama dalam kedaaan darurat pemimpin yang tegas jauh lebih penting dari pada syarat lainnya jika Negara sedang dalam ancaman musuh.
Saya beserta pimpinan pesantren di Indonesia pernah diundang ke Pusat Studi Asia Tenggara, Kiyoto University, Jepang. Ada dua orang Profesor menjelaskan hasil penelitian mereka tentang kemana arah suara ummat Islam dan Kristen dalam Pemilu di Indonesia. Mulai Pemilu pertama hingga sekarang terus mereka amati. Tujuan penelitian mereka hanya untuk masukan kepada Pemerintahan Jepang tentang pengambilan kebijakan bidang ekonomi karena Indonesia adalah Negara terbesar yang memakai produk Jepang.
Yang paling unik adalah mereka sudah mengamati salah satu capres kita memiliki pencitraan begitu massif di berbagai media. Bahkan kabarnya mereka sudah memprediksi bahwa ia sudah disetting untuk RI 1 sudah jauh-jauh hari. Dalam amatan mereka belum ada satupun tokoh Indonesia sejak merdeka sampai sekarang yang dicitrakan seperti itu.*/Mustafa Husen (Aceh)