DR. HISYAM Kamil Hamid As Syafi’i Al Azhary gelar doktoralnya di bidang syari’ah, disamping penulis dan pensyarah sejumlah kitab, beliau juga imam dan khatib di masjid Al Azhar.
Syeikh penganut madzhab Syafi’i ini dikenal ramah. Banyak membuka halaqah-halaqah ilmu dan semuanya tidak dipungut biaya. Bahkan siapa saja boleh ikut. “Tidak ada, tidak ada pengajiannya yang bayar,” terang Wira, Mahasiswa Al Azhar tingkat dua asal Indonesia yang sudah lama mengikuti banyak talaqi pada beliau.
Bukan hanya belajar gratis, para jamaah dapat jamuan makan minum gratis juga. Seperti susana pada hari Jum’at (24/02/2014) lalu, menjelang shalat Maghrib di Madhiyafah Ismail Shodiq al-Adawi, Darrosah para pelajar nampak asik menyantap hidangan lepas mengikuti kajian rutin “Kitab Syarhu Aqidatu al-Awwam” bersama Dr. Hisyam Kamil Hamid yang merupakan pensyarah kitab itu sendiri.
Bagi-bagi Kitab
“Bahkan saya ingat sekali, beliau saat itu bilang; kalian jangan pernah beli buku saya (baik karangan maupun syarah-red), minta saja akan saya kasih cuma-cuma,” tutur Wira menirukan ucapan Dr. Hisyam Kamil.
Hidayatullah.com saat hadir pengajiannya di beberapa kesempatan, pertanyaan pertama yang selalu di sampaikan oleh ulama yang biasa disapa dengan sebutan “Duktur” oleh para muridnya ini, yang disampaikan setelah membuka majelis adalah, “Siapa dari kalian yang belum punya buku? Ini, ambil!” Katanya memberikan buku pada pelajar yang mengangkat tangan.
Sanad
Oleh karena kitab-kitab yang dipelajari adalah hasil Syarah beliau sendiri, maka setiap mengkhatamkan satu kitab semua muridnya akan diberi sanad, yang bersambung sampai ke Rosulullah -Shollalahu alaihi wa sallam-.
“Agar jadi bukti, bahwa kita pernah menuntut ilmu ini, agar dapat dipertanggung jawabkan,” kata Wira yang sudah mengantongi beberapa sanad itu.
Bagi Sang Duktur, yang terpenting adalah para pelajar dapat mengerti agama, dan melanjutkan dakwahnya.
Sosoknya yang baik hati dan dermawan juga humoris sangat disenangi pelajar asal Asia, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
“Kalian tahu, wanita Thailand itu tidak pernah memasak ikan bumbu sambal, tapi mereka masak sambal bumbu ikan,” demikian guyonnya di tengah pelajaran “Kitab Syama’Il Al Muhammadiyah” senin (24/02/2014) siang, disambut gelak tawa dua ratusan Mahasiswa di Madhiyafah Syeikh Ali Jum’ah, Darrosah, Kairo.*/MR Utama (Mesir)