BAGI kebanyakan orang, membuka usaha bisnis tentu demi meraih keuntungan. Tak heran jika banyak pebisnis rela merantau jauh-jauh, menyeberangi lautan, demi meraih keuntungan tersebut.
Begitulah yang juga dilakukan Rina (38 tahun). Wanita asal Garut, Jawa Barat, ini pergi merantau dari kampung halamannya, mengadu nasib untuk merintis usaha dengan menjual makanan khas daerahnya di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Rina bersama beberapa rekan yang juga berasal dari Garut, membuat berbagai macam jajanan yang kemudian dijajakan di sebuah kios kecil setiap harinya di Sentani.
Namun demikian. Meski jauh-jauh merantau ke Bumi Cenderawasih, Rina tidak melulu mementingkan bisnisnya saja. Bahkan, ia rela ‘berhenti berbisnis’ demi misi kemanusiaan.
Baca: Banjir Papua: 112 Orang Meninggal, 94 Hilang, 11.556 Mengungsi
Adalah banjir bandang yang menimpa Sentani pada Sabtu (16/03/2019) malam lalu. Bencana yang menelan ratusan korban jiwa, menghancurkan berbagai fasilitas dan infrastuktur ini, mengetuk nurani kemanusiaan Rina.
Pascabanjir bandang tersebut, Rina pun memilih untuk menutup kiosnya sementara dan menjadikan tempat ia berjualan itu sebagai tempat memasak sarapan untuk para korban banjir.
“Ia sengaja mengajukan diri menjadi relawan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban,” demikian dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam siaran persnya diterima hidayatullah.com, Jumat (22/03/2019).
Baca: Relawan Hidayatullah Beri Bantuan dan Trauma Healing Korban Banjir di Gereja
Sebelumnya, secara sukarelawan Rina mendatangi posko Baznas yang berada di Jalan Kemiri, Sentani, untuk turut andil dalam misi kemanusiaan membantu para korban bencana di Papua tersebut.
Selasa (18/03/2019) pagi itu, cuaca mendung yang dingin mengitari daerah Sentani. Walau demikian, di dalam kios Rina terasa hangat. Sebab ia bersama rekan-rekannya serta tim Baznas sedang beraktivitas menyiapkan sarapan pagi untuk para pengungsi banjir Sentani.
Tampak di dalam kios sempit milik Rina beberapa orang tengah memasak. Sejumlah orang lainnya menuangkan kuah santan, yang kemudian dikemas dengan rapi.
“Menu sarapan pagi ini bubur sumsum,” ujar Rina.
Baca: Tanggap Darurat Banjir Papua 16-29 Maret, 2.317 Personil Diterjunkan
Tak memakan waktu lama, sebanyak 600 bungkus bubur sumsum siap didistribusikan. Sejumlah pemuda relawan pun mulai membagikannya kepada para pengungsi di sejumlah titik di daerah Sentani.
Di antaranya di sekitar Yonif 751, Kompleks BTN Sosial, Sentani Raya, dan Gereja Adven Flalow. Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) membagikannya secara langsung untuk memastikan penyalurannya tepat sasaran.
Dari tempat pengungsian satu ke pengungsian lainnya, tim membagikan sarapan tersebut. Senyum sumringah keluar dari salah satu anak pengungsi.
Para terdampak bencana itu seakan berterima kasih para relawan termasuk Rina yang dengan senang hati membantu, menutup sementara usahanya demi meringankan beban saudaranya.*