Sambungan artikel PERTAMA
Akhirnya Anda yakin dengan santet?
Mungkin ini yang disebut tahap ilmul yaqiin. Artinya, secara pengetahuan saya memang harus mempercayai bahwa Supiyati kenan santet. Namun gengsi profesi masih sangat tinggi untuk dilampaui dan tembok ilmiah modern masih sangat kuat untuk diruntuhkan.
Setelah paku muncul lagi, kemudian dilakukan operasi kedua. Bagaimana jalannya?
Saya memang mendapat laporan paku muncul lagi. Saya masih bertahan dengan pendapat saya bahwa ini persoalan medis biasa. Saya merasa berat membuat analisis atas pertemuan paku yang baru ini. Ide yang muncul saat itu mencari kambing hitam untuk menerangkan mengapa terjadi lagi.
Ketemu pikirian begini: jangan-jangan paku-paku yang sudah dikeluarkan kemarin dan sudah diserahkan kepada keluarga itu berceceran di tempat tidur pasien. Karena laporannya paku yang ditemukan itu menempel di kaki pasien. Maka saya perintahkan pada petugas untuk meminta kembali paku-paku yang kemarin dan dihitung ulang. Ternyata tidak ada yang hilang.
Jujur saya mulai panik. Tapi saya mencoba menenangkan diri sambil terus mencari tahu kenapa paku muncul lagi. Kembali saya mencari referensi agama untuk meyakinkan diri dan menemukan jawaban logis atas peristiwa yang menggemparkan itu.
Tetapi operasi tetap dilaksanakan?
Iya. Jelang operasi saya melakukan doa-doa khusus dan khusyuk. Minta sama Allah, “Ya Allah, saya menjalankan amanah tugas ini ibarat ‘perang’. Tunjukkan kuasaMu. Jika tidak, maka akan banyak pihak yang menginjak-nginjak syariatMu.”

Setelah semua prosedur operasi dilakukan, masyaallah… saya melihat dengan mata kepala sendiri. Paku muncul lagi, tiap balutan (bekas operasi pertama) dibuka paku berada di antara kassa dan kulit. Dari 3 buah yang tergambar di foto rontgen, kenyataannya saya menemukan 12 paku dan kawat.
Keesokan harinya, balutan yang saya pasang bersih. Namun kembali mata ini terbelalak, innalillahi….paku menyelinap di luar kasa pembalut. Di permukaan tumit kiri juga ada. Mungkin inilah saatnya saya mencapai tahap ‘ainul yaqiin. Saya melihat dengan mata kepala sendiri paku muncul lagi di tempat yang jelas-jelas kemarin saya tutup balutan dalam keadaaan bersih dari benda-benda asing.
Pada titik itu Anda sudah yakin santet benar-benar ada?
Puncaknya terjadi pada keesokan harinya. Dari balutan dan sekitar luka tidak lagi ditemukan paku baru. Tetapi Supiyati mengeluh sakit perut. Tiba-tiba dia meronta-ronta kesakitan. Sakitnya makin lama makin naik. Sampai ke dada dan seperti tersedak dan tercekik. Dengan sangat mengejutkan, Supiyati memuntahkan paku usuk sepanjang 10 cm dari mulutnya. Posisi paku melintang di rongga mulut sehingga harus dibantu pengeluarannya dengan diambil pakai tangan. Anehnya, tidak ada darah setetespun.
Logika medis Barat saya runtuh. “Ini santet! “ kata saya manteb. Semakin hari semakin mendapati hal-hal yang selalu tidak masuk di akal medis Barat. Bayangkan, paku usuk yang sebelumnya tertangkap foto rontgen berada di lengan kiri, tiba-tiba hilang saat Supiyati dinaikan ke meja operasi.
Ilmu medis Barat terbukti tak mempan menghadapi santet. Sagiran mulai melirik Islam sebagai senjata melawan santet. Bagaimana caranya, ikuti kisah selanjunya sebagai penutupnya.
Lalu apa yang Anda lakukan?
Saya tabuh genderang perang melawan jin dan setan jahat. Saya lalu merujuk pada ahlinya. Saya putuskan menghubungi Baitur Ruqyah Syar’iyyah pimpinan Ustadz Fadhlah Abu Yasir, LC. Beliau menyarankan agar pasien kuat secara fisik terlebih dahulu. Keesokan harinya Ustadz Fadhlah datang meruqyah. Keluar satu paku lewat muntahan juga.
Esok harinya lagi beliau melakukan bekam di dahi Supiyati. Dia muntah-muntah hingga lemas. Tapi kemudian bisa tidur nyenyak malam harinya. Malam-malamnya sebelumnya Supiyati tak bisa tidur. Terapi selanjutnya konseling persoalan-persoalan yang melatar belakangi gangguan sihir yang dialami Supiyati.*>>> (bersambung)