Hidayatullah.com — Pola makan ibu selama kehamilan dapat sangat mempengaruhi berat badan anak mereka, sebuah penelitian terbaru menemukan. Selain itu pola makan yang tidak sehat dapat dengan mudah menyebabkan obesitas pada masa kanak-kanak.
Para peneliti mengatakan bahwa selama beberapa tahun pertama kehidupan anak-anak, termasuk waktu ketika mereka masih dalam rahim, dan pola makan mereka berperan penting untuk masa depan mereka, lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dilansir Daily Sabah pada Rabu (24/02/2021), Ling-Wei Chen, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas College Dublin dan satu peneliti lain, menyatakan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang banyak memakan gula dan garam atau pola makan tidak sehat menghadapi peningkatan resiko obesitas di akhir masa kanak-kanaknya.
“Anak-anak yang lahir dari ibu yang makan makanan berkualitas rendah – makanan yang tingkat peradangannya tinggi – selama kehamilan akan lebih mungkin mengalami obesitas atau kelebihan lemak tubuh,” kata Chen kepada Agence France-Presse (AFP). “Selain itu semakin banyak bukti yang menunjuk bahwa 1.000 hari pertama kehidupan – dari dalam kandungan hingga usia dua tahun – sebagai masa penting dalam mencegah obesitas pada anak-anak.”
Obesitas di masa kanak-kanak sering kali berlanjut hingga dewasa dan dikaitkan dengan risiko diabetes tipe-2 yang lebih tinggi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
Untuk menguji bagaimana pola makan ibu dapat mempengaruhi obesitas pada masa kanak-kanak, Chen dan rekannya menganalisis data yang dikumpulkan dari 16.295 pasangan ibu-anak di Irlandia, Prancis, Inggris, Belanda dan Polandia. Rata-rata, para ibu itu berusia 30 tahun dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sehat, ukuran standar untuk obesitas yang dihitung berdasarkan berat badan, tinggi badan, dan seks. Para wanita tersebut melaporkan makanan yang mereka makan sebelum dan selama kehamilan. Para peneliti menilai diet pada skala lima poin.
Baca juga: Diet Menyehatkan lagi Berpahala
Peserta dengan pola makan paling sehat, kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak kacang-kacangan dan polong-polongan, berada di salah satu ujung spektrum. Mereka yang makan banyak daging merah dan olahan, bersama dengan bahan makanan yang diberi lemak jenuh, gula dan garam ada di ujung lainnya.
Kemudian, IMT anak dihitung pada awal, pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, kira-kira 10 sampai 11 tahun. Mereka menemukan bahwa anak yang lebih tua yang lahir dari ibu yang makan dengan buruk selama kehamilan cenderung memiliki lebih banyak lemak secara signifikan dan lebih sedikit massa otot. Namun, hampir tidak ada perbedaan yang terlihat pada anak-anak yang lebih kecil.
Penemuan kami menunjukkan bahwa mempromosikan diet sehat secara menyeluruh, banyak buah dan sayuran dan sedikit karbohidrat olahan serta daging merah dan daging olahan, selama kehamilan dapat membantu mencegah obesitas pada masa kanak-kanak,” kata ketua peneliti Catherine Phillips, juga dari Universitas College Dublin.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa tingkat massa otot yang rendah dapat dikaitkan dengan risiko diabetes gabungan, tekanan darah tinggi, dan obesitas yang lebih tinggi. Para penulis mengingatkan bahwa studi observasional mereka tidak secara langsung menunjukkan sebab dan akibat, juga tidak menjelaskan secara biologis mengapa pola makan ibu yang buruk dapat menyebabkan obesitas pada masa kanak-kanak.
Satu penjelasan yang mungkin terletak pada bidang epigenetik, yang merupakan efek nongenetik yang tetap dapat diturunkan, kata Phillips.
Studi sebelumnya tentang subjek kehamilan dan kesehatan anak-anak telah setuju dengan temuan penelitian baru ini, dan telah menyimpulkan bahwa vitamin sangat penting. Satu aspek penting lainnya yang ditemukan peneliti sebelumnya adalah potensi dampak negatif stres ibu pada anak selama dan setelah kehamilan.