Hidayatullah.com– Seorang remaja di Las Vegas, Amerika Serikat, meninggal akibat terjangkit amuba pemakan otak, sementara para pakar meminta masyarakat agar tidak panik.
Para ahli mengatakan bahwa kematian seorang remaja di daerah Las Vegas akibat amuba pemakan otak yang langka harus diwaspadai, bukan menjadi panik, di kalangan penduduk sekitar danau air tawar, sungai, dan mata air.
“Kasus ini menyedot perhatian masyarakat disebabkan namanya,” kata Brian Labus, seorang mantan epidemiolog kesehatan publik, hari Jumat perihal organisme yang nama resminya Naegleria fowleri tetapi sering disebut sebagai amuba pemakan otak itu.
“Penyakit ini sangat, sangat langka,” tegasnya.
Penyelidik meyakini remaja itu terpapar hewan renik bersel satu itu di perairan hangat di Lake Mead, lapor Associated Press Sabtu (22/10/2022).
Otoritas kesehatan distrik di selatan Nevada itu tidak menyebutkan identitas korban, tetapi mereka mengatakan kemungkinan remaja tersebut terpapar makhluk renik itu saat liburan akhir pekan 30 September di daerah Kingman Wash area, sisi Arizona dari reservoir Sungai Colorado, di belakang Hoover Dam. Pemerintah distrik mempublikasikan kasus itu hari Rabu, menyusul konfirmasi dari pihak otoritas kesehatan Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Sejak 1962, CDC hanya mencatat 154 kasus infeksi dan kematian akibat amuba tersebut, kata Labus, yang mengajar di School of Public Health di University of Nevada, Las Vegas. Hampir setengah dari kasus itu terjadi di Texas dan Florida. Hanya satu yang dilaporkan di Nevada sebelum pekan ini.
“Masyarakat harus cerdas tentang hal itu ketika mereka berada di tempat di mana amuba langka ini benar-benar hidup.” Organisme ini ditemukan di perairan dengan suhu mulai dari 77F (25C) hingga 115F (46C), katanya.
Pejabat distrik dan kawasan rekreasi nasional Lake Mead, yang wilayah kerjanya mencakup pengawasan terhadap danau tersebut serta sungai Colorado River, menjelaskan bahwa amuba itu hanya menjangkiti manusia dengan memasuki lubang hidung dan bermigrasi ke bagian otak. Apabila terjadi kasusnya hampir selalu fatal.
Amuba itu tidak menimbulkan bahaya jika tertelan, dan tidak menular dari orang ke orang lainnya, imbuhnya.
Mereka mengimbau agar orang tidak terjun, melompat atau menyelam ke dalam perairan hangat, terutama di musim panas, dan agar menjaga bagian kepala mereka tetap di atas air di lokasi pemandian air panas atau di tempat di mana ada kolam “air panas bumi yang tidak diolah” yang biasanya terdapat di daerah ngarai di kawasan rekreasi Lake Mead yang luas itu.
“Kasusnya 97% fatal tetapi 99% dapat dicegah,” kata Dennis Kyle, profesor penyakit menular dan biologi seluler dan direktur Center for Tropical and Emerging Global Diseases di University of Georgia.
“Anda dapat melindungi diri sendiri dengan cara tidak melompat ke air yang dapat menyebabkan air masuk ke hidung Anda, atau menggunakan alat penyumbat hidung.”
Amuba itu menyebabkan primary amebic meningoencephalitis, infeksi otak dengan gejala mirip meningitis atau encephalitis yang awalnya berupa rasa sakit di kepala, demam, mual atau muntah, kemudian berlanjut menjadi kaku di bagian leher, kejang dan koma hingga kematian.
Gejalanya dapat muncul satu sampai 12 hari setelah terjangkit hewan renik itu, dan kematian biasanya terjadi sekitar lima hari kemudian.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk infeksi amuba pemakan otak itu, dan Kyle mengatakan diagnosisnya hampir selalu datang terlambat.
Survei terhadap laporan media menunjukkan kasus infeksi terjadi di bagian utara California, Nebraska dan Iowa.
Peta penyakit yang disusun CDC menunjukkan kebanyakan kasus kurun 60 tahun terakhir terjadi di negara-negara bagian di selatan Amerika Serikat, tertinggi 39 di Texas dan 37 di Florida.
Kyle memperingatkan amuba ini semakin banyak ketika cuaca dalam keadaan hangat atau lebih panas dari biasanya.*