Hidayatullah.com—Hampir setengah dari remaja berusia 14-15 tahun merasa dirinya kecanduan internet dan lebih dari tiga perempat pelajar remaja berusia sama menggunakan laptop, telepon genggam atau tablet yang terkoneksi dengan internet menjelang tidurnya. Demikian menurut survei terbaru dilansir Guardian (9/5/2014).
Mereka yang membawa sebuah perangkat ke tempat tidur, kebanyakan berkomunikasi dengan teman-temannya lewat media sosial atau menonton video atau film.
Lebih dari empat dari setiap 10 gadis remaja merasa mereka menggunakan internet berlebihan untuk bersosialisasi. Begitu menurut survei yang melibatkan lebih dari 2.200 pelajar di sembilan sekolah di wilayah England dan Skotlandia.
Jajak pendapat itu diselenggarakan oleh Tablets for Schools, sebuah lembaga amal yang didirikan oleh kelompok industri teknologi seperti Carphone Warehouse dan Dixons yang mengkampanyekan perangkat semacam iPad digunakan dalam pendidikan.
Menurut surveit itu, kurang dari sepertiga pelajar yang menggunakan perangkat terkoneksi ke internet di tempat tidur mengaku online dalam rangka mengerjakan tugas sekolah
Berdasarkan jenis kelamin, sekitar 46% remaja putri mengaku terkadang merasa kecanduan internet. Sedangkan di kalangan remaja putra yang merasa kecanduan internet jumlahnya mencapai 36%. Namun, remaja putra yang merasa keranjingan game komputer jumlahnya lebih banyak lagi.
Puncak kecanduan internet banyak dirasakan oleh pelajar kelas 10, atau berusia 14-15 tahun, di mana 49% pelajar mengaku keranjingan internet.
Sebanyak 77% pelajar kelas 11 mengaku membawa perangkat yang terhubung ke internet ke tempat tidurnya di malam hari.
Selain email, saat berada di rumah situs yang mereka biasa kunjungi antara lain Facebook, Twitter dan Snapchat.
Meskipun kebanyakan pelajar mengaku bersikap positif terhadap internet, namun banyak juga yang mengaku kesulitan untuk tidak terkoneksi. “Itu yang pertama saya lihat di pagi hari dan terakhir saya lihat di malam hari. Sepertinya itu sudah jadi kebiasaan saya,” kata seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun.
“Ketika saya menonton YouTube, satu video menggiring saya untuk menonton video lainnya dan saya tidak bisa berhenti menonton banyak video. Dan kadang-kadang saya melek sampai sekitar pukul 2 pagi hanya karena menonton video di YouTube,” kata seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.
Masalah kecanduan internet masih banyak diperdebatakan. Sebagian peneliti mempertanyakan apakah itu bisa dikategorikan resmi sebagai kecanduan, sebagaimana halnya kecanduan narkoba dan minuman beralkohol.
Terdapat bukti bahwa anak-anak di wilayah Inggris Raya menghabiskan waktu lebih banyak terkoneksi ke internet dibanding teman seusia mereka di negara Eropa lainnya.
Sebuah penelitian di negara-negara Uni Eropa tahun 2012 atas anak berusia 11-16 tahun oleh London Schools of Economics menemukan bahwa Inggris merupakan salah satu negara terburuk dalam hal penggunaan intenet berlebihan. Di mana seperempat responden mengaku menghabiskan waktu lebih banyak untuk berselancar di dunia maya dibanding waktu untuk bersama keluarga, teman atau mengerjakan tugas sekolah.*