Hidayatullah.com–Koordinator Pembela Ahlu Sunnah (PAS) Jabar, Muhammad Roin menilai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang memberi izin pelaksanaan Asyuro (Asyura) organisasi Syiah, IJABI akhir pekan lalu yang gegabah dan membahayakan.
Hal ini terkait keluarnya izin oleh orang nomor satu di Kota Kembang tersebut hanya melalui sebuah sambungan telepon saja.
“Bagaimana mungkin bisa sebuah acara yang mengaku dihadiri ribuan orang dengan menggunakan fasilitas Pemkot yakni stadion hanya berbekal ucapan Wali Kota lewat telepon. Menurut saya ini sebuah kecerobohan yang bisa berakit fatal karena acara sendiri berpotensi mengundang konflik horizontal dengan massa yang menolak,”ujarnya kepada hidayatullah.com usai berdialog dengan Wali Kota Bandung,Selasa (27/10/2015).
Menurutnya izin lisan sebuah acara yang dihadiri ribuan massa sangat lemah dari sisi hukum positif. Meski demikian ia tidak tahu pasti dalam kondisi seperti apa Wali Kota memberikan izin tersebut sehingga dalam waktu hitungan menit dapat keluar. Ia menduga ada pihak yang sengaja memanfaatkan momentum tersebut disaat Wali Kota sedang diluar kota.
“Kita juga tidak habis pikir,bagaimana seorang orang panitia sebuah acara dalam ini pihak IJABI dengan mudahnya menghubungi pejabat pemerintah sekelas Wali Kota dan meminta izin acara hanya lewat telepon. Apakah Pak Wali dalam tekanan,ada yang mengintimidasi kita tidak tahu atau yang menelepon orang berpengaruh? Namun yang jelas masyarakat khususnya ummat Islam sangat menyesalkan tindakan Wali Kota kemarin,”imbuhnya.
Pihaknya juga menyayangkan keputusan lisan Wali Kota tersebut tanpa terlebih dulu berkoordinasi dengan unsur Muspika.Padahal,sambung Roin, Wali Kota tahu pihak kepolisian tidak memberi izin atau merekomendasikan acara Asyura diselenggarakan dengan pertimbangan keamanan. Dengan alasan tersebut cukup bisa dipahami sekiranya Wali Kota juga menolak memberikan izin.
“Sebelumnya kami juga sudah melayangkan surat kepada Wali Kota perihal penolakan ummat Islam dan warga atas perayaan Asyura,sebagai pertimbangan kita sertakan surat rekomendasi dari MUI Jabar. Seharusnya Wali Kota tahu bahwa sejak awal sudah ada penolakan atau sebelum memberi izin koordinasi dulu apa benar massa begitu banyak lalu minta saran atau masukan dari pihak terkait ulama atau unsur Muspida,bukan memutuskan sendiri,”sesalnya.
Sementara itu menanggapi permintaan maaf Wali Kota Bandung sekiranya keputusannya tersebut telah melukai hati Ummat Islam,Roin mengaku sangat mengapreasi sebagai wujud atas sikapnya yang dianggap salah. Namun demikian ia mengembalikan permintaan maaf tersebut kepada ummat dan masyarakat. Lebih penting,sambungnya,permohonan maaf tersebut harus dibarengi dengan upaya lebih serius dalam menangani masalah Syiah di Kota Bandung serta upaya untuk mencegah hal tersebut tidak terulang.
“Sebagai seorang Muslim mengaku salah kemudian meminta maaf itu baik. Namun harus juga ditunjukan dengan etikat lanjutannya yakni bertaubat dan ada komitmen (janji) untuk tidak mengulangi salahan pada hal yang sama dimasa yang akan datang. Selain itu terkait keputusan atau izin lisan tersebut telah menimbulkan keresahan bahkan nyaris memicu konflik horizontal,ya harus ada evaluasi oleh pihak Muspida,”pintanya.
Dalam pertemuan dan dialog antara Ummat Islam dan Wali Kota,Wakil Wali Kota serta beberap orang staf tersebut juga dibahas upaya memahamkan ajaran Syiah kepada masyarakat khususnya kaum Muslimin.
Ridwan Kamil yang sempat mengaku dirinya Sunni dan tidak suka Syiah juga meminta kepada para dai untuk terus melakukan dakwahnya secara bijak dan santun sehingga ummat menjadi paham.
Diakhir dialog Koordinator PAS menyerahkan beberapa buku tentang Syiah kepada Ridwan Kamil sebagai bahan referensi dan kajian khususnya saat hendak mengeluarkan kebijakan.*