ABDURRAHMAN BIN IBRAHIM AL FIHRI mengisahkan,”Seorang laki-laki mendatangi seorang penguasa untuk memenuhi hajatnya. Namun ia mendapati penguasa itu sujud berdoa kepada Rabbnya. Akhirnya laki-laki tersebut mengatakan,’Orang ini masih membutuhkan kepada lainnya bagaimana aku merasa butuh kepadanya? Kenapa aku tidak meminta hajatku kepada pihak yang tidak membutuhkan?’”
Penguasa tersebut menyimak apa yang disampaikan oleh laki-laki tersebut hingga ia memerintahkan pembantunya untuk memberi 10 ribu lalu menyampaikan kepadanya,”Sesungguhnya apa yang aku berikan ini berasal dari siapa yang aku berdoa kepadanya di dalam sujud dan siapa yang engkau menaruh harapan kepada-Nya.” (Al Luqath fi Hikayah As Shalihin, hikayah ke 507)
Walhasil, semuanya kenikmatan hakikatnya berasal dari Allah meskipun jalan dan wasilahnya melalui makhluk-makhluk-Nya.