IMAM IBNU ABI HATIM saat tinggal di Mesir selama 7 bulan tidak bisa makan dengan santai. Di siang beliau harus keliling menuju para syaikh dan di malam harinya harus menyalin.
Sampai pada suatu saat Ibnu Abi Hatim melihat ada ikan besar dijual, hingga akhirnya beliau tertarik untuk membelinya. Namun setelah sampai di rumah beliau harus pergi lagi menuju ke majelis para ulama, hingga ikan tersebut tidak tersentuh dan itu berlaku sampai tiga hari dan hampir membusuk.
Akhirnya Imam Ibnu Abi Hatim memakan ikan itu dalam keadaan belum terlalu matang, karena tidak memiliki banyak waktu untuk membakarnya dan kemudian beliau pun mengatakan,”Ilmu tidak bisa diperoleh dengan santai-santai”. (Tadzkirah Al Huffadz, 3/830)