IMAM MALIK suatu saat ditanya,”Apakah ilmu bisa diambil dari siapa yang tidak pernah menuntut dan duduk di hadapan ulama?” Imam Malik pun menjawab,”Tidak”.
Kemudian beliau kembali ditanya,”Apakah bisa diambil dari orang yang terpercaya, namun ia tidak hafal dan tidak faham?” Imam Malik pun menjawab,”Tidak ditulis ilmu kecuali dari siapa yang hafal, dan mencari ilmu serta duduk berguru kepada manusia, dia faham dan dia mengamalkan serta memiliki sifat wara`”. (Kitab Is’af Al Mubaththa’, hal. 180).*