Lanjutan artikel PERTAMA
Saatnya untuk berubah
PARADIGMA mulailah dari diri sendiri, kemudian barulah dari dalam keluarga, kemudian dari dalam masyarakat, agaknya harus bergeser atau dirubah.
Serangan untuk melemahkan kehidupan kaum Muslimin berasal dari berbagai pihak. Bila kita sibuk membentengi diri tanpa membentengi keluarga dan masyarakat secara bersamaan, bukan tidak mungkin pilar yang sudah kita bangun secara individu bobol oleh derasnya arus perubahan dan kita bisa terhanyut di dalamnya. Pribadi-pribadi yang shaleh dapat saja terberangus oleh kejahatan zaman. Atas nama demokrasi dan liberalisasi kebenaran yang sedikit akan dikalahkan oleh kebatilan yang banyak. Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, membentengi anak-anak kita dengan akidah Islam yang lurus. Bekali mereka denga tsqofah islam dan kemurnian akhlah Islam. Biasakan anak-anak agar selalu sadar bahwa di setiap waktu ada Allah yang selalu mengawasi. Setiap amal perbuatan baik akan mendapatkan pahala, dan perbuatan yang melanggar syariat akan disiksa.
Kedua. Ajak anak-anak kita untuk selalu peka terhadap fakta. Biasakan berdiskusi untuk mengetahui sudut pandang dan cara berfikir anak. Biasakan mereka untuk mengamati peristiwa dan terbiasa menghukumi semua itu menurut sudut pandang Islam. Bila ini bisa kita latih sejak dini, Insya Allah anak kita sudah terbiasa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketiga. Setiap orangtua harus mulai berdakwah. Berdakwah tidak harus menunggu sampai mumpuninya ilmu agama kita. Derasnya kebatilan seperti pornografi, pornoaksi, tauran, seks bebas dan kerusakan lainnya membuat setiap individu Muslim ‘dituntut’ dan diwajibkan untuk ikut dalam aktifitas dakwah Abainya setiap individu Muslim dalam melaksanakan kewajiban ini akan mempercepat penghancuran generasi karena konten pornografi. Seyogyanya seorang Muslim yang mukhalaf harus melaksanakan kewajiban berdakwah, memerangi kemunkaran dan mencegah kebatilan.
Keempat. Dakwah berarti menyampaikan. Selama sepanjang sejarah hidupnya, Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki kerusakan masyarakat. Aktifitas inilah yang selalu dilakukan oleh para nabi dan rasul sepanjang hidup mereka. Melihat kebobrokan moral, akhlak, dan kedzaliman di depan mata, tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh kaum Muslimin kecuali berdakwah. Dakwah yang dimaksud disini, adalah dakwah yang kaffah, menyeluruh. Dakwah yang sempurna menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Dakwah dari hulu sampai ke hilir. Dakwah yang tidak cukup hanya dakwah dalam aspek ibadah saja, namun meliputi muamalah lainnya. Tidak cukup hanya dakwah tentang keluarga sakinah saja, tetapi juga dakwah tentang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan politik. Semua perkara tersebut diatur oleh Islam, dan semuanya bersumber dari Zat Yang Maha Mengetahui, Allah Subhanahu Wata’ala.
Kelima. Membentuk para pemuda atau anak-anak muda untuk menjadi kader dakwah, yaitu membentuk mereka agar mempunyai pola pikir dan tingkah laku Islam. Pola pikir dan pola tingkah laku yang benar ini yang akan membimbing mereka untuk menolak segala kemunkaran, sekaligus mengajak para pemuda lain untuk ikut barisan dakwah yang menyeru kepada kesempurnaan Islam. Energi para pemuda sebagai penikmat konten porno tentu akan sangat berkurang karena aktifitas mulia ini. Sehingga orangtua dapat tenang melepas anak-anak keluar rumah, tanpa takut terkena imbas maraknya konten porno.
Keenam. Dakwah model ini akan membentuk kesadaran umum kepada masyarakat yang nantinya akan membentuk opini umum di tengah masyarakat. Bila opini atas bahaya konten porno ini disepakati oleh masyarakat, mereka bisa menuntut pemerintah atas tidak terjaminnya ketenangan jiwa dan akidah mereka. Gerakan masyarakat yang massif ini seyogyanya dapat mendorong pemerintah untuk mengeluarkan peraturan dan menerapkan hukuman tegas bagi pelaku, penyebar dan penikmat konten pornografi.
Ketujuh. Mendesak pemerintah agar diterapkannya sistim yang menjamin keamanan, ketenangan jiwa dan pemeliharaan akidah. Pemerintah harus proaktif melihat masalahini dan berusaha mencari akar permasalahannya. Akar masalah dari kemelut susila dan derasnya konten pornografi adalah dicampakkannya hukum Allah dari segala aspek kehidupan publik. Bila saja pemerintah mau lebih arif menerima aspirasi penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah kaum Muslim, Insya Allah keberkahan Allah akan tercurah dari langit dan bumi.
Namun, yang ada sekarang seperti jauh panggang dari pada api. Para pelaku, pengedar dan penikmat konten pornografi tersebut tidak diberi hukuman dengan efek jera. Sehingga jangan heran bila pemberitaan di surat kabar dan televisi mengenai aktifitas pornografi dan pornografi masih saja marak Terlebih lagi konten pornografi di dunia maya, pemerintah seakan tidak mempunyai ‘taring’ yang menggigit untuk dapat berusaha menghilangkannya. Tidak ada jalan lain untuk menghindari dan memerangi konten pornografi. Dakwah-dakwah dan dakwah adalah pilihan yang harus kita ambil. Tidak saja berdakwah secara individu, tetapi juga kepada masyarakat dan penguasa. Bila aktifitas ini dilakukan secara masif dan simultan, bukan tidak mungkin kita bisa terbebas dari bahaya konten pornografi. Wallahualam bi shahwab. Wassalam.*
Rina Nurawani, Ibu Rumah Tangga, Guru di Madania School Parung, Bogor