CINTA, sebuah ungkapan yang sudah tidak asing lagi di telinga kalangan manusia. Apalagi di kalangan remaja, istilah cinta seolah-olah sudah menjadi hidangan harian yang patut dipersiapkan untuk meraih apa yang di inginkan. Namun, berbeda lagi jika kita tautkan hati kita untuk sang ilahi robbi. Istilah cinta sudah masuk ke kalbu manusia untuk memantapkan dan menyempurnakan nilai kehidupan kita.
Cinta kepada Allah swt berarti beriman kepada-Nya semata dengan tidak mempersekutukan diri-Nya dengan sesuatu apapun, meninggalkan segala bentuk penyimpangan dan pengingkaran terhadap sifat-sifat-Nya, mensifati-Nya dengan segala sifat kesempurnaan dan kebesaran-Nya, mensucikan-Nya dari segala kekurangan, mentaati-Nya dengan tidak bermaksiat kepada-Nya. Al Qarni berujar:
“Cinta Allah dapat diraih dengan menunaikan hak-hak-Nya dan demikian juga cinta manusia dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya dan memperlakukan mereka secara adil dan baik. Mendapat cinta Allah adalah tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengetahui hal-hal yang mendatangkan kecintaan Allah.” (Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al Qarni)
Ada satu syarat penting untuk meraih cinta Allah, yakni kita harus mengikuti sunnah Rasulullah. Kita harus memahami dan mengikuti jejak langkah-langkah beliau meraih cinta abadinya, yakni Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga Allah pun telah menjadikan beliau sebagai kekasih-Nya. Oleh karena itu cinta kepada Allah berarti mesti cinta kepada Muhammad, Rasulullah. Allah yang Maha Kasih berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika benar kamu mencintai Allah SWT maka ikutilah aku. Niscaya Allah SWT mencintai kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (QS: Ali ‘Imran: 31).
Lantas, bagaimana meraih mahabbah Ilahi Robbi? Meraih mahabbah allah itu seyogyanya memang harus dipertajam guna mendapatkan predikat yang penting dihadapan allah.
Dan di antara jalan atau suluk untuk meraih hal tersebut ada beberapa hal;
• membaca Al-Quran dengan tadabbur dan memahaminya dengan baik
• mendekatkan diri pada Allah dengan sholat sunat setelah mengutamakan sholat wajib
• selalu berdzikir dalam segala keadaan dengan hati, lisan, dan perbuatan
• mengutamakan kehendak Allah dalam segala keadaan
• menanamkan dalam hati nama-nama dan sifat-sifat Allah dan memahami maknanya
• bersyukur kepada Allah dalam setiap perkara yang telah ditentukan oleh-Nya, sentiasa tawadhu’ (rendah hati) kepada Allah
• selalu bangun malam untuk beribadah
• bermunajat dan membaca kitab suci-Nya
• banyak bergaul dengan orang-orang sholeh juga mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
• jangan mendekati perkara-perkara yang menyebabkan kita lalai dari mengigat Allah Subhanahu Wata’ala
Di antara semua itu sangatlah nihil apabila tanpa didasari dengan ilmu, karena semua itu butuh pengetahuan guna memantapkan hati kita untuk meraih ilahi robbi. Jika semua hal tersebut sudah terlaksana dengan mantap dan yakin, bukan hal yang mustahil kita akan meraih mahabbah ilahi dengan mudah dan mampu meraih predikat tersebut.
Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.*/Mahrus Sholeh, Kader Muda NU dan Pengurus UKM-Pengembangan Tahfidzul Qur’an IAIN Sunan Ampel Surabaya