NABI Muhammad melalui sunnahnya telah mengajarkan kepada kita untuk bersabar guna menempa jiwa kita saat menghadapi segala macam cobaan dan ujian, melalui sabdanya:
Sesungguhnya, pada masa sesudah kalian, akan terdapat hari-hari yang memerlukan kesabaran dalam menjalaninya. Siapa saja yang berpegang teguh pada hari-hari itu dengan keteguhan seperti yang kalian jalani sekarang, ia akan mendapatkan pahala seperti yang telah diraih oleh lima puluh orang di antara kalian. (HR Thabrani)
Hari-hari sabar ialah hari-hari cobaan bagi agama karena syahwat yang menyala-nyala dan berbagai perkara syubhat yang menjamur. Namun, seseorang masih mampu bersabar dengan agamanya. Maka, disebutkan dengan istilah hari-hari sabar karena sesungguhnya tiada sarana yang dapat digunakan untuk menghadapinya, kecuali kesabaran. Tiada solusi, kecuali dengan kesabaran.
Dahulu orang-orang mukmin dalam periode Makkah, mendapat cobaan yang sangat berat sehingga seorang sahabat datang dan seorang yang lainnya datang pula, masing-masing mengatakan kepada Nabi, “Berdoalah kepada Allah untuk kami.” Akan tetapi, Nabi justru menyuruh mereka untuk bersabar dan menceritakan kepada mereka bahwa dahulu, di kalangan orang-orang sebelum mereka, seseorang ditanam di dalam tanah, kemudian didatangkanlah gergaji. Lalu, gergaji tersebut diletakkan di atas kepalanya dan dibelahlah tubuhnya menjadi dua bagian. Namun, siksaan tersebut tidak menggoyahkan keimanan dan agamanya. Yang lainnya disisir dengan memakai sisir besi di antara daging, tulang, dan otot-ototnya. Namun, siksaan tersebut tidak menggoyahkan keimanan dan agamanya. Dan masih banyak lagi adegan siksaan mengerikan lainnya yang memerlukan kesabaran yang tinggi untuk menghadapinya. Dan, sabar adalah tempat berlindung dan benteng yang sangat kukuh. Barangsiapa memasukinya, niscaya akan terpelihara.
Rasulullah mengemukakan riwayat bahwa pemberian Allah yang terbesar bagi para hamba dan kekasih-Nya adalah nikmat kesabaran.
Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri r.a., “Orang ramai dari golonganAnshar meminta-minta dari Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam. Lalu, Baginda memberi permintaan mereka. Kemudian, mereka meminta lagi. Baginda memberi lagi permintaan mereka sehingga habis apa yang ada pada Baginda. Baginda bersabda, Apa pun kebaikan yang ada padaku, aku tidak akan menyembunyikannya dari kamu sekalian. ‘ Barangsiapa menjaga kehormatan diri, Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Barangsiapa merasa cukup, yaitu berpuas hati dengan apa yang ada, Allah mencukupkannya. Barangsiapa bersabar, Allah akan menganugerahkannya kesabaran. Seseorang itu tidak dikuruniai sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain dari sabar.’” (HR Muttafaq ‘Alaih).
Tampak dari hadist tersebut, dari berbagai rangkaian kebaikan yang dinyatakan oleh Rasulullah, ternyata yang dinyatakan sebagai “pemberian yang lebih baik dan lebih luas” adalah kesabaran yang dianugerahkan Allah kepada hamba pilihan-Nya. Beruntunglah kita jika kita mau dan mampu bersabar karena dengan demikian, kita termasuk dalam golongan “orang-orang pilihan” Allah dan mendapat jaminan sebagai “orang terdekat” dengan Rasulullah.*/Muhammad Sholikhin, dari bukunya The Power of Sabar.