oleh: dr Zaidul Akbar
RASULULLAH telah banyak mengajarkan kepada kita,umatnya untuk senantiasa menjaga hati,fikiran, emosi, dan juga Raga kita.
Semuanya pada akhirnya bermuara pada satu kesimpulan bahwa sesungguhnya kehidupan atau pola makan kita bisa jadi mencerminkan bagaimana kita menjaga perasaan dan emosi kita sehari hari.
Adakah hubungannya? Rasulullah dan para Sahabat adalah karakter manusia yang jauh sekali dari berlebih-lebihan dalam urusan makanan, bahkan mereka lebih memilih untuk Lapar daripada kenyang, karena kenyang, apalagi yang berlebihan membuat mereka tak mampu beribadah yang baik kepada Allah.
Ya tentunya dengan hal seperti ini, mereka sangat jauh dari penyakit-penyakit yang bersifat degeneratif atau penyakit yang muncul karena gaya hidup yang buruk.
Penyakit, sejatinya memang juga berasal dari Allah, tapi bisa jadi pemicunya adalah manusia sendiri, manusia yang mengubah pola hidupnya, makanannya, yang pada akhirnya makan bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, namun makan untuk memenuhi selera dan hawa nafsu sehingga ujung-ujungnya berlebihan dan mengakibatkan penyakit dan lemahnya tubuh.
Sederhanakanlah makanan, maka kita akan sehat, makanlah untuk kebutuhan tubuh, bukan makan untuk lebih banyak memenuhi selera.
Simplicity is the most ultimate sophistication, kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi.*