Hidayatullah.com–Mahasiswa Maluku, (17/5) kemarin melakukan unjuk rasa menuntut sikap aparat kepolisian atas kaburnya empat anggota separatis Republik Maluku Selatan (RMS) dari tahanan Polda Maluku. Para mahasiswa yang menamakan diri Forum Aksi Mahasiswa Merah Putih (Famerpa) Maluku mengelar demo didepan Polres Pulau Ambon dan Kantor Walikota Ambon, mengecam kaburnya empat anggota separatis FKM/RMS dari Polda Maluku pada Minggu (09/05) lalu. Puluhan mahasiswa ini menuntut Kapolda Maluku bertanggungjawab. Para mahasiswa menuduh oknum aparat Polda Maluku sengaja meloloskan empat tahanan kasus makar tersebut, yakni Joni Litay, Joni Saiya, Polip Lauhari, dan Yakon Sinai. Mereka juga menuding 70 % anggota Polri di Mapolda Maluku terindikasi mendukung gerakan separatis FKM/RMS. Para aktifis mahasiswa ini juga meminta pertanggungjawaban walikota Ambon MC Papilaya atas pernyataannya bahwa ulang tahun RMS di Maluku merupakan pesta tahunan. Pernyataan ini menurut mahasiswa, memberikan peluang bagi gerakan separatis FKM/RMS untuk kembali melakukan aksi memprovokasi di Maluku. Puluhan mahasiswa Makassar yang menamakan dirinya Gerakan Nasional Anti Separatis RMS hari Senin kemarin juga mengelar aksi unjuk rasa menentang keberadaan RMS di Indoneisa. Peristiwa kerusuhan sejak 1999 silam menurut mahasiswa, bukanlan konflik SARA tetapi upaya sistematis Alex Manuputy selaku pimpinan gerakan separatis RMS untuk menciptakan kondisi rusuh. Konflik pada tanggal 25 April lalu yang berunjung jatuhnya korban jiwa menurut mahasiswa, akibat lemahnya penegakan hukum di Maluku. Kelemahan tersebut digunakan RMS untuk mengacaukan situasi. Karenanya mahasiswa meminta seluruh anggota RMS yang ditangkap diadili sesuai hukum dan perundang-undangan Sebelumnya, aparat juga sempat kecolongan dengan losonya gembong RMS, Alexander Manuputty dan Semi Waelaruny, ke Amerika Serikat meski kasus hukum mereka belum tuntas. Sebelum lari ke AS, Mahkamah Agung telah menolak upaya kasasi mereka. Sayangnya, belum sempat menyelesaikan kasus itu, mereka berud sudah kabur ke AS. Tak heran bila ada sebagaian anggapan bila pemerintah pusat berusaha membiarkan mereka pergi ke luar negeri. Seperti halnya, Ramos Horta, kini, Alexander Manuputty bisa leluasa menghirup udara segar dan bernyanyi di luar negeri. (is/hid/cha)