KAUM Yahudi sangat bergantung pada jaringan organisasi yang piawai dalam menyebarkan maupun mempropagandakan ide-idenya, di samping mahir memutarbalikan fakta dan mempengaruhi para pemegang kebijakan nasional. Dengan begitu, mereka mampu meraih dua keuntungan sekaligus:
1. Mendapat dukungan moril dan materil yang cukup untuk melanjutkan proyek internasional mereka.
2. Mampu mendirikan organisasi yang berpengaruh dalam mengendalikan politik negara-negara yang mereka tempati.
Organisasi mereka adalah:
1. ARZA (Association of Reform Zionists of America)
Organisasi ini umumnya disingkat menjadi ARZA. Kemunculannya di Amerika Serikat (AS) dianggap sebagai perkembangan yang paling penting serta wujud representasi dari kaum Yahudi reformis. Sejak tahun 1973, dukungan penuh terhadap negara Israel menjadi salah satu misi asosiasi ini.
Tujuan asosiasi ini adalah mempertahankan keamanan negara Israel (dengan intrik politik menjadikan Amerika ‘juru bicara resmi’ Israel) dan dengan membantu orang-orang Amerika yang ingin hijrah ke sana, baik individu maupun kelompok, atau pun mendorong pariwisata ke negeri Palestina yang terjajah ini.
2. Hadassah
Hadassah berasal dari bahasa Ibrani, artinya’pohon as’ atau ‘pohon raihan’. Istilah ini digunakan untuk menunjuk nama atau Taurat, Ester. Hadassah ini adalah organisasi perempuan Zionis di Amerika yang didirikan oleh Henritta Szold tahun 1912 M. Bersama kelompok wanita anggota pelajar Zionis, diputuskanlah agar memperluas jaringanya menjadi organisasi internasional.
Sekarang organisasi ini dianggap sebagai organisasi perempuan Yahudi terbesar di dunia, karena anggotanya mencapai 370.000 orang.
Hadassah bekerja sama dengan gerakan pemuda Zionis untuk mengajak ribuan pemuda Amerika memeluk agama Yahudi, sehingga mereka menjadi pengikut Zionisme yang ekstrim. Hadassah adalah organisasi internasional yang hakikatnya bertujuan menyahudikan para pemuda, membuat pencitraan yang baik tentang Yahudi di seluruh dunia, dan berupaya mengalihkan opini nasional dari kejahatan-kejahatan Yahudi.
Kaum Yahudi tidaklah ragu-ragu dalam menempuh segala cara untuk mempercantik citra diri. Mereka sering sekali berdalih dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai kedok kebusukannya. Tindakan seperti ini sama seperti tindakan bandar narkotika yang mendonasikan uang hasil bisnis mereka untuk kegiatan sosial.
Untuk merealisasikan tujuan mereka, Hadassah memulai aktivitas dengan kegiatan keperawatan dan melatih calon perawat di Israel-Palestina yang terjajah. Kegiatannya semakin besar sejak tahun 1918, saat organisasi ini menjalin kerjasama dengan organisasi zionisme Amerika serikat serta Komite Yahudi-Amerika untuk mengirimkan tenaga-tenaga medis Yahudi ke Palestina yang kelak disebut Palang Medis Hadassah.
Hadassah mempunyai banyak cabang di lebih 30 negara. Hadassah turut berperan dalam mendirikan balai pusat kesehatan, rumah sakit, klinik, dan sentra perawatan anak, selain juga membuka tempat medis Hadassah di Universitas Ibrani pada tahun 1936.
Hadassah mengadakan program-program pendidikan dan pengajaran, sekolah-sekolah, serta pusat pendidikan keterampilan kerja. Juga berhubungan intensif dengan Jewish National Fund (JNF, lembaga donasi nasional Yahudi). Sejak 1926 ikut mensponsori 20 proyek khusus milik lembaga Yahudi setiap tiga tahun.
3. Jewish National Institute
Lembaga ini didirikan di setiap wilayah tempat kaum Yahudi bermukim. Lembaga tertuanya berada di Amerika Serikat, yang didirikan sejak 90 tahun silam.
Lembaga ini memiliki 5 tujuan:
1. Menyokong pendidikan anak-anak, sekaligus membantu dan membimbing para pemuda.
2. Memperhatikan masalah-masalah perempuan yang rentan.
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat atau komunitas Yahudi.
4. Mengatur kehidupan Yahudi.
5. Mensponsori atau mendanai beberapa proyek dan program-program yang berhubungan dengan tujuan sebelumnya.
Oleh sebab itu organisasi ini lebih banyak merawat dan menjaga kehidupan mereka yang terbatas, dan lebih memprioritaskan kegiatan lembaga riset dan penemuan di universitas.
4. Jewish Women Association of America
Asosiasi Yahudi perempuan Amerika ini berdiri tahun 1917 di Amerika Serikat. Ia menginduk kepada Asosiasi Rabi perempuan Yahudi konservatif. Jumlah anggotanya mencapai 200 ribu. Fokus kegiatannya menyusun metodologi pengajaran, mendirikan universitas, membangun perpustakaan umum Yahudi, menyokong lembaga pendidikan Lahut di Amerika melalui badan Taurat Fund (keuangan Taurat), memperhatikan masalah anak-anak Yahudi, juga mengawasi program penyiaran dan televisi bagi mereka.
5. Freemasonry atau Free Masons
Freemasonry atau Free Masons didefinisikan sebagai kompilasi ajaran moral serta organisasi persaudaraan rahasia. Organisasi ini merekrut para pekerja bangunan paruh waktu (freelance), juga pekerja bangunan resmi; atau hanya retafiliasi, yaitu organisasi yang tak hanya bersandarkan profesi pekerja bangunan. Organisasi ini merupakan gerakan Yahudi yang bertujuan menghilangkan berbagai agama samawi (Nasrani dan Islam) dan memusnahkan semua komunitas manusia, sebagai asas dalam hegemonni negara Yahudi terhadap internasional.
Aktivitas organisasi ini berdampak pada kehancuran serta kerusakan objeknya, termasuk di bidang moralitas dan akhlak, sehingga para simpatisannya hanya akan menjadi seperti budak bagi kaum Yahudi pengusung freemasonry.
Dr. Yitzhak Weiss, seorang Rabi Yahudi, mengulas: “Free Masons adalah lembaga Yahudi murni, baik dalam sejarahnya, level-levelnya, ajaran-ajarannya, serta kode-kode rahasianya. Ia semacam lembaga Yahudi sejak awal lahir… “
Terdapat banyak pembahasan dan buku yang ditulis terkait gerakan Free Masons. Alhasil, satu hal yang tak dapat dipungkiri siapa pun bahwa gerakan ini sangat licik dan ingin menghancurkan semua agama serta nilai-nilai kemanusiaan.
Tiga unsur perekat individu Freemasonry, yaitu:
1. Tingkat kepangkatan (perbedaan ataupun persaingan untuk mendapat kedudukan).
2. Percaya pada kebebasan, kesetaraan, serta kemanusiaan, dan ini belum terbukti kebenarannya di kalangan mereka sendiri.
3. Konsep ketuhanan, yaitu percaya pada sang pencipta tanpa membutuhkan bimbingan wahyu. Konsep ini senada dengan sekularisme.
Rahasia dan diskriminasi:
Belakangan terbukti bahwa tidak semua klausul yang dipercaya oleh para pengikut freemasonry mampu dilaksanakan dan dipatuhi oleh mereka. Pasalnya, Loji (gedung pertemuan) Freemasonry Amerika Serikat masih menolak bergabungnya kaum Negro ke dalam organisasi mereka. Di lain pihak, mereka belum bisa melepaskan diri dari jerat-jerat realisme yang picik. Karena saat Perang Dunia I, Loji Freemasonry Inggris memecat anggotanya yang berasal dari ras Jerman, Austria, Hongaria, dan Turki.
Hakikat “konsep ketuhanan” Freemasonry:
Konsep ketuhanan tidak menuntut orang yang percaya pada tuhan untuk menjauhi agama. Yang dituntut oleh gerakan ini ialah rekonstruksi fondasi akidahnya agar tidak lagi berdasar wahyu, melainkan berdasarkan nilai-nilai rasionalitas murni yang terlepas dari hal-hal gaib atau terpisah dari doktrin-doktrin yang akrab dengan budaya logika. Kalau demikian adanya, maka “konsep ketuhanan” mereka ini pada hakikatnya sama dengan “filsafat kelompok sekuler” yang digunakan sebagai doktrin agama untuk mendewakan akal serta membela opini-opininya yang berdasar pada pengalaman atau empiris semata. Jadi, konsep ketuhanan ini justru menjadi media sekularisasi akal manusia.
Struktur kepangkatan:
Terdapat 3 level kepangkatan yang dimiliki semua Loji Freemasonry:
1. Murid/junior (entered apprentice), yaitu anggota baru atau yang sedang menjalani pelatihan.
2. Teman seprofesi atau sepekerjaan (fellow craft)
3. Pembangun besar atau profesor (master mason), seorang arsitek.
Selain ketiga level utama tersebut, terdapat level empat, yaitu “busur suci nan agung”. Pada beberapa Loji Freemasonry level kepangkatannya mencapai 33 tingkatan, bahkan ada tingkatannya sampai ribuan.
Pencapaian Freemasonry:
a. Revolusi Prancis, yang berujung pada pengusiran kaum Yahudi dari Jiteo, sebuah distrik yang dihuni mereka. Revolusi ini pun merusak tatanan hukum gereja, maka kaum Yahudi mendapatkan kesempatan untuk menguasai berbagai bidang kegiatan budaya, pers, juga sosial. Alhasil, mereka menguasai politik para pemimpin negara.
b. Menggulingkan kekaisaran Rusia dan mendirikan sistem Bolshevic sosialis untuk relawan kapitalis yang diasuh Freemasonry sendiri. Langkah tersebut mereka lakukan supaya dunia ini ada di genggaman kedua sistem tersebut, yang pada akhirnya menyatu serta menjelma menjadi satu sistem internasional.
c. Menjatuhkan kekhalifahan Turki Utsmani. Ini sebagai pembuka jalan didirikannya negara Israel.
Simbol Freemasonry:
Di antara simbol freemasonry adalah segitiga, jangkar, penggaris, gunting, kuas (pengungkit), bintang segi lima, serta angka-angka: 3, 5, dan 7. Inilah simbol serta ritual yang mereka yakini bisa mengungkap cahaya.
Koordinasi, pertemuan, dan perkumpulan:
Unsur penting dalam koordinasi gerakan Freemasonry adalah “tempat perkumpulan” atau yang biasa disebut Loji (lodge). Setiap tujuh anggota Freemasonry diberikan hak membuat satu Loji, dan satu Loji ini dapat menampung 50 anggota. Loji-loji tersebut yang sering mengadakan pertemuan rutin setiap 15 hari sekali, yang dihadiri oleh pakar terlatih, ilmuwan, dan guru-guru.
Loji-loji tersebut membentuk unit-unit yang menyatakan kesetiaan, loyalitas, dan ketaatan dalam Loji besar. Di Prancis, misalnya, ada lima Loji besar; yaitu Loji Besar Timur, Loji Besar Prancis, Loji Nasional Prancis Raya, Loji Persatuan Prancis untuk HAM, dan Loji Prancis Besar untuk urusan wanita.
Loji-loji besar ini mengadakan pertemuan umum yang diselingi acara penilaian atas kegiatan yang telah dilaksanakan, sekaligus merancang perencanaan terhadap berbagai kegiatan pada masa mendatang.
Kostum pertemuan:
Semua pihak yang hadir dalam perkumpulan besar wajib mengenakan kostum khusus, yaitu mengenakan sarung tangan putih, dasi kupu-kupu, kain pendek pada pinggang. Terkadang mereka mengenakan pakaian hitam panjang atau celana berwarna gelap (smoking), tergantung tradisi di tempat perkumpulan mereka. Ini wujud tradisi yang amat rumit dan begitu komplek.
Kaum Yahudi berusaha membesar-besarkan berita penyebaran Freemasonry dan bergabungnya para pemimpin dunia ke dalam organisasi ini untuk menakut-menakuti orang awam, baik secara mental maupun secara pemikiran, padahal sebenarnya gerakan ini hanyalah gerakan kemerosotan serta kejahatan, yang hanya diikuti para pemuja hawa nafsu dan pemilik moralitas rendah.
Sikap Freemasonry atas non-Yahudi:
Sesudah menancapkan kekuatan di Eropa, para anggota Freemasonry mengutarakan sikapnya dengan pernyataanya yang sangat tegas: “Kami ini anggota Freemasonry. Kami tidak mungkin menghentikan peperangan kami dan (pemeluk) agama, sebab sungguh kemenangan di pihak mereka atau pihak kami tidak terelakkan. Kami juga tidak akan pernah merasa nyaman, melainkan seusai menutup semua tempat ibadah. Kalau orang Nasrani atau Muslim diizinkan masuk ke salah satu kuil kami, maka hal itu terjadi dengan syarat orang ini sudah bebas dari segala kesesatannya (yakni keyakinan agamanya).”
Ritual aneh, rahasia, dan pembunuhan:
Pengikut Freemasonry bisa mengadakan ritual aneh serta rahasia, yakni anggota baru disumpah dengan pedang agar tak berani mengkhianati atau menyebarkan rahasia organisasi ini. Ia pun disumpah agar tunduk-patuh pada organisasi secara membabi buta dan ekstrem. Maka, tidak sedikit anggota Freemason dibunuh secara licik oleh tokoh-tokohnya karena diduga telah berkhianat.
Organisasi teroris:
Freemasonry bisa digolongkan organisasi teroris yang sangat menjaga kerahasiannya. Tak segan melumpuhkan siapa pun yang menghalangi ambisinya, juga tidak ragu-ragu mengeksekusi siapa pun yang keluar dari darinya, dengan alasan apa pun.
Kesimpulan ini sesuai dengan realitas yang mencengangkan saat pasukan keamanan Mesir menggeledah loji-loji mereka di tahun 1964. Ditemukanlah tulang belulang manusia, dan tumpukan tengkorak, beserta pemandangan mengerikan.
Warna biru:
Warna resmi yang dipilih organisasi Freemasonry ini adalah biru langit. Warna biru itu yang dipaksakan sebagai lambang bendera PBB oleh gerakan Yahudi Internasional. Benderanya Israel pun biru langit.*/Rahmadi (dari buku Ensiklopedi Yahudi, oleh Dr. Thariq as-Suwaidan) [Tulisan selanjutnya]