RAMADHAN adalah bulan yang memiliki banyak fadhilah agung. Para salaf dan ulama tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, hingga mereka pun tidak hanya berjibaku melakukakan amalan di dalamnya, tapi jauh sebelum Ramadhan mereka pun telah mempersiapkannya, tidak ketinggalan setelah Ramadhan.
6 Bulan Sebelum Ramadhan
Betapa perhatian umat terdahulu cukup besar, hingga mereka memulai “start” untuk menuju Ramadhan di masa-masa yang cukup lama. Dimana sejak enam bulan sebelum Ramadhan, para ulama sudah berdoa agar disampaikan kepada Ramadhan. Sebagaimana disampaikan Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali,”Sebagian salaf berkata, bahwa mereka berdoa selama enam bulan agar sampai pada bulan Ramadhan.” (Latha`if Al Ma’arif, hal. 376)
2 Bulan Sebelum Ramadhan
Dua bulan sebelum Ramadhan, tepatnya pada bulan Rajab dan Sya’ban, persiapan dalam menyambut Ramadhan semakin terlihat. Disamping terus berdoa, agar disampaikan kepada Ramadhan, sebagimana disebutkan riwayat dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jika memasuki Rajab berkata,’Ya Allah berkahilah untuk kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami kepada Ramadhan.’” (Riwayat Ahmad). Al Hafidz Ibnu Rajab menghukumi hadits ini bahwa isnadnya dhaif, namun kemudian ia berkata,”Dan di hadits ini terkandung dalil atas disunnahkannya berdoa agar berada di waktu-waktu yang memiliki keuatamaan, agar bisa memperoleh amalan shalih di dalamnya.” (Latha`if Al Ma’arif, hal. 234)
Abu Bakr Al Balkhi sendiri menilai bahwa amalan di bulan Rajab dan Sya’ban memiliki keterkaitan, dimana ia berkata,”Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyiram tanaman, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.” (Latha`if Al Ma’arif, hal. 234)
1 Bulan Sebelum Ramadhan
Pada Sya’ban adalah bulan menuju bulan Ramadhan. Persiapan pada bulan ini lebih kuat disbanding bulan-bulan sebelumnya. Ibnu Rajab Berkata,”Ketika Sya’ban merupakan pembuka bagi Ramadhan, maka disyariatkan di dalamnya apa-apa yang disyariatkan di bulan Ramadhan, seperti puasa dan membaca Al Qur`an, untuk menuju persiapan dalam bertemu Ramadhan.
Ibnu Rajab menyampaikan sebuah periwayatan dari Anas bin Malik, bahwasannya umat Islam saat itu, jika memasuki bulan Sya’ban, maka mereka menyibukkan diri dengan mushaf-mushaf dan mereka membacanya, dan mereka mengeluarkan zakat mal mereka untuk menguatkan para dhu`afa dan orang-orang miskin dalam puasa Ramadhan. (Latha’if Al Ma’arif, hal. 258)
Dalam hal ini, kita bisa belajar dari Imam Taqiyuddin As Subki (756 H), ulama mujtahid madzhab Asy Syafi’i, dimana ia memiliki kebiasaan dikala datang bulan Rajab, yakni tidak pernah keluar dari rumah kecuali untuk melakukan shalat wajib, dan hal itu terus berjalan hingga Ramadhan tiba. (Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 10/168).
Hal itu dilakukan dalam rangka konstrasi melakukan ibadah, sebelum benar-benar masuk ke bulan Ramadhan. Dengan hal ini, kita tahu betapa orang-orang shalih pendahulu kita memiliki kesiapan maksimal dalam menyambut bulan Ramadhan.*