ABU IQAL setelah bertaubat dari amalan-amalan buruk yang pernah dikerjakan, ia memilih berguru kepada Abu Harun Al Andalusi, yang merrupakan seorang ahli ibadah waktu itu.
Abu Iqal saat itu tidak menyaksikan gurunya melaksanakan amalan-amalan yang banyak. Hingga suatu saat, Abu Iqal melaksanakan shalat qiyam, sedangkan gurunya Abu Harun tidur. Saat itu, hati Abu Iqal berbisik,”Wahai jiwaku! Ini adalah seorang ahli ibadah hebat, namun ia tidak qiyam sedangkan aku sendiri menghidupkan malam seluruhnya. Alangkah baiknya kalau aku istirahat saja!”
Akhirnya Abu Iqal pun memilih tidur, dan saat itu ia bermimpi ada seorang yang membaca ayat, yang artinya,”Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (Al Jasiyah: 21)
Setelah itu, Abu Iqal pun terbangun, dan ia sadar bahwa ia yang dituju oleh ayat itu. Ia pun membangunkan Abu Harun dan bertanya,”Demi Allah, aku bertanya kepada Anda apakah Anda pernah melakukan dosa besar?”
Abu Harun pun menjawab,”Tidak wahai anak saudaraku, demikian juga dosa kecil yang aku sengaja melakukannya, alhamdulillah…”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Abu Iqal pun berkata,”Sebab itulah Anda bisa tidur dan itu tidak layak bagiku, kecuali berpayah-payah dan bersungguh-sungguh.”
Akhirnya Abu Iqal memilih bermukim di Makkah dan melakukan ibadah secara sungguh-sungguh, hingga akhirnya ia pun wafat dalam keadaan sujud.* (Siraj Al Muluk, hal. 22)