Hidayatullah.com– Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingya menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia di Menteng, Jakarta, Sabtu (02/09/2017).
Aksi damai tersebut merupakan pembelaan terhadap etnis Rohingnya, dimana sekitar 3.000 orang etnis minoritas ini melarikan diri menghindari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh junta militer Myanmar.
Baca: Aksi 25 November, Ratusan Massa Peduli Rohingya Geruduk Kedubes Myanmar
Dalam aksi tersebut, Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingnya mendesak pemerintah, rezim militer, dan sipil Myanmar agar menghentikan kekerasan dan dugaan genosida pada etnis Rohingya.
“Kami mendesak negara-negara ASEAN, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), para aktivis HAM, Mahkamah Kejahatan International (International Criminal Court-ICC) dan pemerintah Republik Indonesia, untuk menekan rezim militer Myanmar agar menghentikan kekejaman kepada etnis Rohingnya,” ungkap M Ichsan Loulembah, selaku koordinator massa aksi itu.
Ichsan pun menambahkan, Peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, sebenarnya tidak pantas untuk meraih penghargaan tersebut. Ia mendesak agar Panitia Nobel mencabut penghargaan tersebut.
Pada demo tersebut, massa membakar dan menginjak foto Aung San Suu Kyi sebagai bentuk protes mereka. Massa pun sempat mencoba mendesak masuk ke halaman Kedubes Myanmar namun dihalangi oleh pihak kepolisian.* Zulkarnain