Hidayatullah.com-Penulis Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi akhirnya merevisi cetakan kedua buku “Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam”. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menjalarnya revolusi Suriah ke Indonesia.
“Buku cetakan kedua ini adalah edisi revisi ditambah data-data terbaru terkait hubungan Zionis dan Syiah,” terang Pizaro dalam keterangan tertulisnya kepada hidayatullah.com di Depok, Jawa Barat, Jumat, (14/02/2014).
Pizaro membeberkan, salah satu data tambahan dalam buku ini termasuk dokumen resmi instruksi dari militer Suriah untuk bekerjasama dengan tentara Israel.
“Dokumen ini sangat penting karena berhasil ditemukan tim media Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang juga beranggotakan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dalam melakukan liputan investigasi di Suriah,” ungkapnya.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada penerbit Arrahmah atas jasanya dalam menerbitkan dan menyebarkan buku ini untuk cetakan pertama,” lanjutnya.
Pizaro menyampaikan apresiasinya kepada editor Muhammad Ubaydillah Salman (Ketua Dewan Syuro JITU) yang telah memberikan koreksi penulisan dan pemilihan judul buku.
“Jazakumullah khoiron. Semoga Allah membalas budi baik beliau,” imbuhnya.
Dalam perjalanan buku tersebut, Pizaro mengaku mendapat berbagai respon. Dalam sebuah bedah buku, ada seseorang bertanya, apakah penulis ingin mengekspor revolusi Suriah ke Indonesia?
“Tentu saja tidak. Dengan buku ini, penulis justru ingin mencegah agar kezhaliman yang terjadi di Suriah tidak menjalar ke Indonesia. Karena Indonesia adalah negeri dengan mayoritas muslim Ahlussunah,” ujar Pizaro menjawab pertanyaan tersebut.
Terlebih dengan terbitnya buku panduan Majelis Ulama Indonesi (MUI) menjadi penegas bahwa ajaran Syiah menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, tambahnya.
Kini, dengan izin Allah, tidak sedikit kaum muslimin sadar tentang hakikat politik Syiah melalui buku yang ditulisnya.
“Ada seorang pembaca mengaku kekagumannya tentang Iran luntur dengan membaca fakta gerakan Zionis dengan Syiah,” ujar Pizaro mencontohkan.
Adapula, tambahnya, seorang bapak mengaku berhenti mengaji dengan seorang stadz yang banyak mengajarkan Syiah secara halus. Juga seorang pembaca yang pernah riset ke Iran dan mengamini diskriminasi terhadap Ahlus Sunah di negeri Syiah Iran.
Respon lainnya datang dari pengurus Banser NU yang siap mengawal bedah buku ini di daerah Tangerang. Info ini, katanya, harus diketahui kalangan Nahdliyin.
“Semoga buku cetakan kedua yang akan diterbitkan Penerbit Aqwam dengan ketebalan 496 halaman dapat bermanfaat bagi umat Islam. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Penerbit yang mau mencetak edisi revisi ini dan menyebarluaskan ke tengah umat,” ujarnya.
Pizaro berharap, semoga buku tersebut memberikan kontribusi dalam literatur politik umat Islam. Agar umat mau meneropong lebih dalam politik bawah meja antara Syiah dan Barat yang kerap luput dari sorotan banyak orang.*