Hidayatullah.com– Berdasarkan data yang dilansir Kepolisian Daerah (Polda) Papua di Jayapura, sebanyak 3.213 warga telah diungsikan dari Wamena ke Jayapura.
Ribuan warga ini memilih keluar dari Wamena karena masih takut dan trauma pada kerusuhan di Wamena, Senin (23/09/2019). Situasi di Wamena disebut-sebut mulai kondusif, namun sebagian warga tetap memilih mengungsi ke Jayapura. Terutama bagi para pendatang, banyak yang minta dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
“Ada 3.213 warga divakuasi dari Wamena ke Kota Jayapura. Proses evakuasi menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk pesawat Hercules ke beberapa Kota di Papua, termasuk Jayapura,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal lewat keterangan tertulisnya pada Senin ini.
Baca: Fadli: Negara Absen, Belum Ada Ungkapan Duka Jokowi Soal Papua
Menurut mantan Wakapolresta Depok ini, 543 warga di antaranya masih berada di tempat-tempat pengungsian. Ia merinci, sebanyak 101 warga pengungsi kini masih berada di Lanud Silas Papare, 104 warga di Rindam XVII/Cenderawasih, 172 warga di Batalyon Yonif Raider 751, 106 warga di Paguyuban Minang, dan 66 ditampung di rumah ibadah.
Kamal memastikan jaminan keamanan warga di Wamena. Kepolisian sudah mengajak semua suku yang ada di Papua agar bersama-sama menjaga kedamaian dengan meningkatkan rasa persaudaraan dan sebangsa.
Kepolisian membantah jika situasi di Wamena di luar kendali.
“Tidak benar jika saat ini kondisi di Wamena tidak terkendali. Kami harap warga tidak terprovokasi oleh pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di bumi Cenderawasih,” ungkapnya berpesan.
Baca: 1.300 Warga Sulsel Mengungsi, Situasi Wamena disebut Mulai Kondusif
Sementara itu, Kepala Suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago meminta warga non-Papua agar tak mengungsi keluar Wamena. Agus memastikan masyarakat asli Wamena tidak akan menyakiti warga non-Papua.
Apalagi, aksi kerusuhan dan pembakaran ratusan rumah, kios, dan fasilitas pemerintah di Wamena pada Senin (23/09/2019) lalu, disebut bukan ulah dari warga setempat. Kerusuhan itu katanya dilakukan orang luar yang tidak bertanggung jawab.
Warga pendatang di Wamena diminta tidak khawatir dan tetap bertahan di Wamena. Masyarakat asli Wamena katanya tidak ingin terjadi eksodus besar-besaran dari Ibu Kota Jayawijaya itu ke daerah lain.
“Masyarakat asli Wamena sangat mencintai masyarakat pendatang. Para pelaku ini dari luar Wamena, sasaran kekerasan tidak hanya ditujukan kepada etnis tertentu saja yang tinggal di sana,” sebutnya kutip INI-Net, Senin (30/09/2019).*