Hidayatullah.com—Pemerhati gerakan Islam dan terorisme Al Chaidar membantah ledakan bom yang terjadi pada Selasa (15/3) sore di Utan Kayu adalah salah satu upaya pengalihan isu politik. Dia justru meyakini, peristiwa ini justru dipicu sepak-terjang Jaringan Islam Liberal (JIL).
Mengapa sasarannya Ulil Abshar Abdalla? Apakah ada kaitan dengan pembelaan Ulil pada Ahmadiyah? Al Chaidar menampik jika ada kaitan langsung dengan kasus Ahmadiyah. Namun menurutnya, karena tokoh JIL ini sering meresahkan Islam mainstream dan dianggap sebagai kalangan Islam yang sekuler. Selain itu, Ulil juga bekerjasama dengan Amerika.
“Saya kira tidak langsung berkaitan tentang Ahmadiyah, dari dulu Ulil sudah dijadikan target kelompok Jemaah Islamiyah (JI) sejak tahun 2002. Wacana tentang JIL, Islib atau Ulil sudah lama dan bukan secara khusus karena pembelaan JIL terhadap Ahmadiyah. Kalangan JI memang tidak bisa menerima keberadaan Ahmadiyah, Syiah dan JIL. Kebencian terhadap JIL sudah mengkristal lama,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Rabu (16/3).
Penulis buku-buku Islam ini juga menilai, kelompok-kelompok seperti JI telah mengetahui aktivitasnya di Utan Kayu dan para aktivisnya yang sering melontarkan pernyataan yang dinilai menyakiti perasaan Muslim mainstream.
“Bukan hanya Ulil yang beredar dalam daftar target mereka, namun juga Guntur Romli, Akhmad Sahal, Lutfie As Syaukani, Goenawan Mohamad, dan Azyumardi Azra. Dulu mereka juga memasukkan nama Nurcholish Madjid ke dalam daftar mereka, namun kemudian nama Cak Nur dihapus dari black-list atau daftar amar mereka,” ujar mantan aktivis NII ini.
Meski demikian, penulis buku “Jihad Rakyat Aceh Mewujudkan Negara Islam” ini mengatakan, bom di markas JIL di Utan Kayu, Jakarta ini tergolong menarik. Yang jelas, ada perubahan strategi dari serangan yang semula ofisial (resmi) menuju serangan khusus (personal). Meski demikian, belum ada serangan yang sifatnya serampangan karena belum ada serangan yang ditujukan ke alamat keluarga/rumah.
Soal pengalihan isu, ia mengaku tak berwenang menanggapi. “Itu kewenangan ahli komunikasi untuk menjawabnya. Saya awam tentang teori pengalihan isu ini. Namun memang selalu ada kemungkinan ke arah pengalihan isu, meski demikian, hingga kini SBY belum pernah dijadikan sasaran karena mereka belum melihat SBY sebagai musuh yang nyata.”
Sementara itu, dalam wawancaranya dengan stasiun TV One, Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), Abdul Moqsith Ghazali justru menaruh curiga dengan pelaku teror yang memilih sasaran Ulil Abshar Abdalla ini. Pasalnya, pengirim bom buku itu kental diarahkan pada kelompok Islam tententu. Masalahmnya, menurut Moqsith, dengan menunjukkan gelar LC, si pengirim ingin menunjukkan dia lulusan Timur Tengah. Ia malah berharap masyarakat berhati-hati, karena ada kemungkinan yang bermain untuk menciptakan situasi saling curiga.
Senada dengan Moqsith, sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman meminta berbagai pihak tidak buru-buru mengaitkan peristiwa dengan terorisme.
“Masih telalu sumir, jangan simpulkan sesuatu. Karena masih penyelidikan awal dengan memeriksa saksi-saksi,” ujarnya pada wartawan.*