Hidayatullah.com– Organisasi kepemudaan Hidayatullah melalui Musyawarah Nasional (Munas) VII Syabab Hidayatullah di Jakarta secara resmi mengubah namanya dari Syabab Hidayatullah menjadi Pemuda Hidayatullah.
Sebelumnya perubahan itu telah disepakati pada rapat Dewan Mudzakarah Hidayatullah beberapa waktu lalu.
Selain perubahan nama, pada Munas kali ini, menetapkan Imam Nawawi sebagai Ketua Umum Pemuda Hidayatullah priode 2020-2023.
Soehardi alias Suhardi, Ketua Umum Pemuda (Syabab) Hidayatullah periode 2017-2020, berharap besar pada kepengurusan yang baru untuk semakin mempertajam visi maupun misi organisasi Pemuda Hidayatullah, sehingga diharapkan terbentuknya generasi Muslim rabbani.
“Para Pemuda Hidayatullah diharapkan semakin memperkokoh pelaksanaan visi maupun misi, dan juga tercapainya tujuan organisasi sehingga membentuk generasi rabbani,” jelasnya ditemui hidayatullah.com di lokasi acara Munas, Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, Senin (20/01/2020).
Baca: Generasi Rabbani: Memadukan Iman, Ilmu, Amal, dan Dakwah
Pembacaan Surat Keputusan (SK) ditetapkannya Ketua Umum Pemuda Hidayatullah baru dilakukan pada Ahad (19/01/2020) malam.
Imam Nawawi mengatakan bahwa sesungguhnya perubahan nama dari Syabab ke Pemuda bertujuan antara lain agar lebih dipahami oleh publik.
“Ini adalah upaya guna kemudahan komunikasi ke publik,” jelasnya, selain memang secara umum ormas-ormas kepemudaan lainnya juga memakai kata pemuda dalam nama ormasnya.
Saat ditanya mengenai target terdekat yang akan dicapai Pemuda Hidayatullah, Imam menjelaskan bahwa pihaknya akan membangun tim yang solid dalam melanjutkan estafeta keorganisasian.
“Target pertama adalah membangun jiwa yang solid disertai keteguhan hati bahwa Allah, akan selalu menolong kita di dalam segala kebaikan yang kita lakukan,” jelasnya.
Baca: Nashirul Haq Ajak Pemuda Islam Songsong Indonesia Emas 2045
Ia juga menjelaskan, sesungguhnya para pemuda Hidayatullah adalah pemuda yang santun dan cerdas, termasuk dalam menanggapi fenomena yang terjadi.
“Pemuda Hidayatullah ialah pemuda yang cerdas dan santun. Selalu mengedepankan norma kesopanan dan dalam konteks ruhiyah ialah pemuda yang selalu dekat dengan Allah,” ujarnya.
Imam Nawawi merupakan santri di Pondok Pesantren Hidayatullah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang kemudian menyelesaikan pendidikan sarjana S1 pendidik di Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Hakim (STAIL) Surabaya. Ia meneruskan S2 Magister Pendidikan di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jawa Barat. Ia saat ini juga mengemban amanah sebagai Ketua Penulis Muda Indonesia (PENA).* Abdul Mansur J