Hidayatullah.com- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Roma, Italia, mengimbau warga negara Indonesia (WNI) agar tidak mengunjungi sejumlah wilayah di Italia yang terinfeksi virus corona. Imbauan ini disampaikan bagi WNI yang bepergian atau tinggal di Italia.
KBRI Roma menyampaikan bahwa wilayah utara Italia (Lombardi dan Veneto) telah mengumumkan terjadinya infeksi dan penyebaran Covid-19, virus mematikan asal China tersebut.
“(WNI diimbau) menghindari mengunjungi wilayah terjadinya outbreak Covid-19 di Italia, termasuk di beberapa kota di Italia bagian Utara seperti Codogno (Lombardia), Vo ‘Euganeo (Veneto), Torino (Piemonte),” bunyi imbauan terbaru KBRI Roma disiarkan melalui saluran media sosial resminya kemarin waktu Roma pantauan hidayatullah.com pada Senin (25/02/2020).
KBRI Roma juga mengimbau WNI agar tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi dengan sering membersihkan tangan dengan memakai sabun dan air, atau hand-sanitizer berbasis alkohol.
“Sebisa mungkin menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk,” imbaunya.
“Segera menghubungi dokter atau mencari perawatan medis jika menderita demam, batuk, dan sulit bernapas,” tambahnya.
Baca: 74% Barang Modal Industri Impor dari China, Indonesia Terdampak Corona
KBRI Roma juga mengimbau WNI agar selalu mengikuti perkembangan informasi dari Pemerintah Italia terkait perkembangan penyebaran/infeksi virus corona.
WNI juga diimbau untuk mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Italia serta pemerintah daerah di masing-masing wilayah.
“Hotline Emergency Kementerian Kesehatan Italia adalah 1500,” imbuhnya.
Sementara itu, situasi di Milano, Italia, masih aman walaupun sekolah dan universitas diliburkan selama sepekan dan sejumlah kegiatan umum, antara lain karnaval yang biasa diadakan pada musim semi, dibatalkan serta pertandingan sepakbola juga dibatalkan. Wabah virus corona juga berdampak pada Serie A Liga Italia.
Menurut salah seorang WNI di Milano, Rieska Wulandari, menyusul kasus virus vorona yang terkonfirmasi hingga 500 orang pada waktu yang sangat cepat di Italia dan menyebabkan 5 pasien meninggal, pemerintah setempat mencoba meminimalisasi kontak dan penyebaran virus dengan upaya menutup kota-kota dan mengurangi aktifitas warga secara masif.
“Mulai Sabtu pekan lalu, aktivitas sekolah dari TPA hingga universitas, museum, pusat kebugaran, stadion olahraga, gereja, dan semua tempat yang merupakan pusat berkumpul orang, ditutup hingga dua pekan yang akan datang. Gereja dan aktivitas misa dan pertemuan keagamaan juga dibatalkan,” katanya kutip Antaranews.com, Senin (25/02/2020).
Baca: Pemerintah Imbau WNI Berhati-hati ke Korsel karena Virus Corona
WNI lainnya, Septawiyana Pengue, yang tinggal di Novora, Milan, menuturkan bahwa putrinya Anastasia Alesha Pengue (15), bersekolah di Liceo Linguistico, kelas 1 SMA di Novora, Milano, diliburkan selama sepekan hingga 29 Februari. “Nanti akan dievaluasi lagi,” ujarnya.
Kata Septawiyana, sekolah dan universitas ditutup selama sepekan dan banyak toko yang juga tutup, pada akhir pekan supermaket besar habis diborong. Sebagian warga setempat cukup panik sehingga memborong barang-barang keperluan.
Pemerintah Italia telah menetapkan beberapa kota di sana dalam status karantina setelah jumlah infeksi virus corona yang dilaporkan mencapai 100 kasus pada hari Ahad; jumlah sebaran virus paling banyak sejauh ini di Eropa.
Pada Sabtu, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengumumkan bahwa orang-orang tak boleh meninggalkan kota-kota yang terkena dampak di Lombardy dan Veneto kecuali mereka memiliki izin khusus; pertemuan dan acara publik ditangguhkan dan beberapa sekolah dan universitas akan ditutup.
Sejumlah kota di Lombardy terkena dampak antara lain Codogno, Castiglione d’Adda, dan Casalpusterlengo. Warga di ketiga kota, yang terletak di sebelah tenggara Milano, disuruh tinggal di dalam rumah pada Jumat setelah enam kasus virus korona didiagnosis.*