Hidayatullah.com–Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan lokalisasi Dolly akan ditutup pada 18 Juni 2014 lebih cepat sehari dibandingkan rencana awal.
“Mungkin maju tanggal 18, tidak mundur,” kata Risma usai bertemu dengan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Senin dikutip Antara.
Risma mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Surabaya mempersiapkan transfer pekerjaan sehingga eks WTS itu nantinya bisa berusaha dan keluar dari pekerjaan sebelumnya.
“Kita ajarkan buat kue, kerajinan, telor asin dan lain-lain. Artinya kita bisa melakukan itu, kita harus angkat saudara kita yang tertindas,” kata Risma.
Lebih lanjut Risma mengatakan, sebanyak 1.200 an eks WTS Dolly sudah diverifikasi dan saat ini jumlahnya bertambah menjadi 1.400 orang.
Sebagai antisipasi agar eks WTS itu tidak kembali lagi, maka akan dilakukan pemantauan dan razia rutin.
Karena eks WTS itu 99 persen bukan warga Surabaya, maka Risma meminta bantuan Kementerian Sosial untuk merehabilitasi mereka terutama yang akan kembali ke kampung asalnya.
“Kami minta bantuan dari Kemensos untuk uang saku eks WTS, untuk mucikari dari Gubernur Jawa Timur.
Pemkot Surabaya merekondisikan alih profesi dan siapkan infrastrukturnya,” kata Risma.
Siapkan 8 miliar
Di saat yang sama, Kementerian Sosial juga menyampaika telah mengganggarkan dana Rp8 miliar untuk merehabilitasi sekitar 1.400 eks Wanita Tuna Susila di lokalisasi Dolly, Kota Surabaya, Jawa Timur.
“Dari Kemensos kami beri jatah hidup untuk tiga bulan, uang transportasi dan modal usaha,” kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Senin.
Mensos merincikan, untuk jatah hidup sebesar Rp20.000 per hari, uang transportasi untuk mereka pulang ke kampung asalnya Rp250.000 ribu dan modal usaha Rp3 juta untuk satu orang.
Mensos mengatakan, jika mereka ingin pulang ke kampung dan tidak memiliki rumah akan dibantu dalam mendapatkan tempat tinggal di mana pemerintah daerah menyediakan tanah.
Salim yakin bantuan modal usaha yang diberikan bisa mengubah hidup mereka lebih mandiri. “Di Merapi saja mereka diberi modal usaha Rp400 ribu dan dari situ sudah bisa mandiri,” kata Salim.
Dalam pertemuan tertutup antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan Mensos di kantor Kementerian Sosial ikut dihadiri Dirjen Rehabilitasi Sosial Samsudi, Direktur Perlindungan Sosial Tuna Sosial Sonny Manalu.*