Hidayatullah.com– Seorang influencer media sosial asal Mesir yang populer di TikTok ditangkap di Arab Saudi dengan tuduhan menyisipkan pesan lesbin dalam konten yang diunggahnya.
Tala Safwan mengundang kemarahan online di tengah klaim bahwa videonya baru-baru ini mengandung pesan seksual lesbian.
Namun, Safwan membantahnya.
Perempuan berambut pendek dan berwajah ekspresif itu memiliki lima juta pengikut di TikTok dan sekitar 800.000 di YouTube.
Video-video, yang dibuatnya menarget kalangan remaja, membahas hal remeh-temeh seperti berita yang sedang heboh di tabloid, acara televisi, soal pertemanan dan situasi yang memalukan yang pernah dialami anak muda.
Dia juga kerap membuat prank dan aneka tantangan, seperti banyak konten kreator lain di seantero jagat.
Namun, salah satu kontennya belum lama ini mengundang reaksi marah dari sebagian masyarakat, terutama orangtua.
Dalam konten itu, Safwan berbincang-bincang dengan seorang teman perempuannya orang Saudi, yang mengundangnya datang ke rumahnya. Dalam percakapan ada bagian-bagian yang diinterpretasikan bernada seksual sesama jenis, lesbian.
Kontan, masyarakat Saudi melaporkannya ke pihak berwenang.
Kepolisian Riyadh mengumumkan bahwa mereka telah menangkap seorang penduduk lokal “yang muncul dalam siaran itu yang berbicara dengan wanita lain dengan konten seksual dan sugestif yang dapat berdampak negatif pada pada moral masyarakat.”
Safwan mengatakan bahwa klip itu telah diambil di luar konteks dari video lengkap yang dia rekam dengan tujuan menyebabkan skandal.
Polisi tidak menyebut nama Tala Safwan, tetapi menyertakan klip video dengan wajah dan temannya yang disamarkan, lansir BBC Selasa (26/7/2022).
Penangkapan itu terjadi hanya beberapa hari setelah regulator media Saudi menuntut agar YouTube menghapus iklan yang dianggap menyinggung nilai dan prinsip Muslim di negara itu. Regulator mengancam akan mengambil tindakan hukum jika tidak ada upaya yang dilakukan YouTube.
Pengumuman tersebut disampaikan menyusul keluhan dari para orangtua Saudi yang mengatakan anak-anak mereka terpapar konten yang tidak pantas dalam iklan yang disiarkan di YouTube.*