Hidayatullah.com—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak agar Pakistan segera melakukan lockdown atau penguncian wilayah secara “intermittent” (berselang) guna memperlambat pertambahan infeksi coronavirus penyebab Covid-19 yang melonjak sejak sejumlah pembatasan dicabut.
Dalam sebuah surat WHO, yang dikonfirmasi oleh pejabat Pakistan hari Selasa (9/6/2020), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan bahwa pada saat ini Pakistan tidak memenuhi kondisi yang disyaratkan agar lockdown bisa dicabut.
Sejak awal wabah Covid-19 di Pakistan pada bulan Maret, Perdana Menteri Imran Khan menolak penguncian wilayah secara nasional seperti yang dilakukan di negara-negara lain. Dia beralasan negaranya tidak akan mampu menanggung konsekuensi dari pemberlakuan karantina wilayah secara nasional. Untuk itu, dia hanya memerintahkan penutupan wilayah dilakukan di empat provinsi. Namun, pekan lalu Khan mengatakan sebagian pembatasan yang diberlakukan itu akan dicabut.
Rekomendasi WHO itu disampaikan setelah otoritas kesehatan Pakistan mengumumkan rekor baru pertambahan harian jumlah kasus infeksi coronavirus, yang sekarang total mencapai 113.000 infeksi dengan 2.200 kematian. Namun, perlu diketahui jumlah tes Covid-19 yang dilakukan di Pakistan masih tergolong sedikit, sehingga infeksi yang sebenarnya kemungkinan jumlahnya jauh lebih tinggi dari angkta tersebut.
WHO menyarankan agar Pakistan, yang warganya kebanyakan tidak mempraktikkan protokol kebersihan dan jarak sosial dalam kehidupan sehari-hari, melakukan lockdown selama dua pekan lalu melonggarkannya selama dua pekan dan begitu seterusnya sampai wabah berkurang.
Menanggapi rekomendasi WHO itu penasihat khusus bidang kesehatan di kantor perdana menteri, Zafar Mirza, berkata, “Kami harus membuat kebijakan yang sulit guna menyeimbangkan pilihan antara menyelamatkan nyawa atau kehidupan masyarakat.”*