Hidayatullah.com—China telah mengumumkan korban keenam yang tewas karena flu burung strain baru, sementara pihak berwenang memusnahkan semua unggas di sebuah pasar di Shanghai, tempat virus jenis baru itu terdeteksi pada daging burung merpati yang dijual pedagang.
Pemusnahan unggas massal pada hari Jumat kemarin merupakan langkah besar pertama yang diambil pemerintah China dalam menghadapi virus H7N9, varian baru virus flu burung yang sampai saat ini telah menginfeksi 16 orang, yang kebanyakan sedang dalam kondisi kritis di pesisir timur negeri itu.
Kasus pertama infeksi flu burung varian baru ini diumumkan pada hari Ahad lalu.
Petugas kesehatan menyakini, orang-orang yang terinfeksi virus flu burung jenis baru tersebut tertular melalui kontak langsung dengan unggas yang membawa bibit penyakit.
Jurubicara organisasi kesehatan dunia WHO Gregory Hartyl mengatakan, virus flu burung yang dapat menular dari manusia ke manusia masih menjadi kekhawatiran
“Kita mungkin masih sangat sedikit melihat kasus infeksi manusia-ke-manusia,” kata Hartyl kepada Al-Jazeera dari Jenewa, Swiss.
Menurut Hartyl, 16 kasus infeksi flu burung H7N9 sudah dikonfirmasi. Sementara lebih dari 500 kasus lainnya baru menunjukkan gejala umum yang biasa dialami oleh orang terinfeksi virus influenza, seperti demam dan pilek. Dia masih belum yakin apakah ada virus yang ditularkan antar manusia.
Para ilmuwan masih memantau dengan seksama kemungkinan flu itu menjadi pandemi global.
Kementerian Pertanian China hari Kamis malam kemarin mengkonfirmasi bahwa virus H7N9 terdeteksi ada pada daging unggas merpati yang dijual di sebuah pasar di Shanghai.
Pemusnahan unggas di pasar Huhuai dimulai pada Kamis malam lalu, setelah komite dari dinas pertanian setempat memerintahkannya dan mengumumkannya di situs resminya.
Media milik pemerintah hari Jumat (5/4/2013)menayangkan gambar para petugas dinas peternakan berpakaian pelindung lengkap dan masker sedang menyusuri pasar, melakukan pencatatan, sambil berdiri di dekat bangkai-bangkai unggas yang ditumpuk dalam kantong plastik.
Area sekitar dijaga ketat oleh polisi dan diberi pita pembatas.
Para pakar mendesak pemerintah China melakukan pemeriksaan terhadap unggas-unggas yang masih sehat, sebab virus H7N9 dapat menulari unggas lain tanpa menimbulkan gejala penyakit, sehingga lebih sulit dideteksi ketimbang penularan virus H5N1 yang menjangkiti banyak negara Asia.
Virus H5N1 pertama kali menyebar ke seluruh Asia pada tahun 2003 dan membunuh 360 orang di seluruh dunia. Sebagian infeksi terjadi karena melakukan kontak langsung dengan unggas yang sakit.*