Hidayatullah.com–Rumah Sakit (RS) Indonesia yang dibangun di Gaza, Palestina, siap beroperasi menyusul kondisi darurat dan minimnya fasilitas penanganan korban tewas serta luka-luka yang terus berjatuhan di wilayah tersebut.
“Sebetulnya, RS Indonesia ini akan dibuka pada Desember, tetapi karena desakan warga Palestina akan kita buka kapan pun itu kita siap,” kata Ketua Divisi Konstruksi MER-C, Idrus Alatas.
Idrus menyebutkan, pembukaan darurat ini akan mengoperasikan unit IGD dan kamar tindakan yang beroperasi maksimal, unit ICU dengan 10 tempat tidur dan lima ventilator, poliklinik, laboratorium, dan radiologi (hanya dilengkapi Sinar-X portable/mobile).
Kamar bedah dari kapasitas empat kamar, baru beroperasi satu kamar. Unit rawat inap akan beroperasi dengan kapasitas 50 tempat tidur.
MER-C juga tengah menyiapkan tim bedah untuk diberangkatkan ke Gaza sambil menunggu koordinasi KBRI di Mesir dan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta.
“Sebelumnya, kami sudah berkunjung ke Kedutaan Besar Mesir di Jakarta untuk berkoordinasi karena selama ini kita melewati Jalur Gaza atas izin Mesir,” katanya.
Idrus menyebutkan, sebanyak tiga orang dokter bedah dan dua perawat yang siap diberangkatkan ke Gaza.
“Semoga ini dapat menjadi amal baik yang mempersatukan hati rakyat Indonesia dan Palestina, sebagai bukti kemanusiaan yang tidak mengenal batas dan jarak,” katanya, di Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Saat MER-C memberi penjelasan, juga dilakukan telekonferensi melalui media sosial Skype dengan relawan MER-C di Gaza, Nur Ikhwan Abadi.
Ikhwan mengatakan, kondisi rumah sakit di Gaza sangat memprihatinkan dan banyak korban tak tertangani.
“Masih sibuk menangani korban, banyak korban mengalami luka parah, kakinya putus. Korban luka ringan disarankan langsung pulang karena kapasitas rumah sakit terbatas. Mereka mengharapkan RS Indonesia beroperasi. Kondisi rumah sakit di sini sangat tidak memungkinkan,” katanya, dilansir Antara.*