Hidayatullah.com–Salah seorang relawam medis dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) Indonesia menemukan beberapa makanan kemasan yang dibagikan ke pengungsi ada yang kadaluwarsa. Beberapa makanan yang ditemukan tim relawan yang terdiri dari para dokter itu mengakui sebagian yang sempat dibuka telah bau dan banyak belatungnya.
“Sebagian yang kami buka sudah bau dan banyak belatungnya, “ ujar salah seorang relawan Mer-C, dr. Nazar.
Menurut Nazar, tanggal 2 Januari lalu, Mer-C mendapat sumbangan makanan kemasan dan kaleng dari pusat logistik di Bandara Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh. Tetapi setelah dibuka, sebagaian makanan kemasan itu telah kadaluwarsa dan sudah tak pantas dimakan. “Ada yang sudah habis masa berlakunya sejak tahun 2002, 2003 atau 28 Desember 2004, “ ujarnya.
Makanan-makanan itu, ujar Nazar, paling banyak di temukan dalam makanan kemasan dari jenis ikan-ikanan. Misalnya sarden dan jenis daging kaleng. “Kebanyakan berbahasa China, “ imbuhnya.
Nazar mengira kasus kadaluwarsa itu hanya kebetulan saja. Sayangnya, pada tanggal 7 Januari lalu, bersama tim nya dia menemukan beberapa makanan kaleng yang juga telah kadaluwarsa. Mer-C menemukan kasus kadaluwarsa kedua itu kamp pengungsi Aceh di desa Nusa. “Kami menemukan hal yang sama, “ katanya. Cuma, penemuan kedua itu tidak sarden, tapi jenis daging kering.
Saat ditanyakan kemungkinan makanan tersebut dikonsumsi para pengungsi Nazar membenarkan. “Kemungkinan sudah disantap jelas ada. Tetapi berapa banyaknya kami sudah tak tau lagi. Apalagi yang kami temukan itu kan hanya sample nya saja, “ujarnya pada Hidayatullah.com.
Karenanya, kepada relawan yang bertugas membagi makanan di pos-pos logistik hendaknya jangan membagikan sumbangan makanan sebelum menelitinya satu-persatu. “Sebelum bagikan, harus diteliti satu-persatu. Apapun itu sumbangannya, “ ujarnya.
Mer-C telah memberangkatkan beberapa tim dokter untuk membantu pengungsi sejak hari kedua setelah badai Tsunami menerjang Aceh. Dalam jangka pendek, Mer-C akan mendirikan RS (rumah sakit) darurat lapangan di Meulaboh dananya diperkirakan mencapai Rp 700 juta. (cha)