Hidayatullah.com – Sejak 13 Juni, penjajah ‘Israel’ telah melancarkan serangan militer berskala besar terhadap Iran, membombardir sejumlah lokasi termasuk beberapa fasilitas nuklir penting. Lebih dari 104 tewas dan hampir 380 orang terluka dalam gelombang serangan tersebut.
Melansir Reuters, sedikitnya 14 ilmuwan nuklir dan beberapa pejabat militer Iran tewas dalam serangan ‘Israel’.
Entitas zionis mengklaim membunuh sembilan ilmuwan nuklir top Iran dalam unggahan di X, sebelumnya Twitter. “Sembilan ilmuwan senior dan pakar yang bertanggung jawab untuk memajukan program senjata nuklir rezim Iran tewas,” tulis militer ‘Israel’.
Menurut tentara ‘Israel’, semua ilmuwan dan pakar, yang menjadi target berdasarkan intelijen, memainkan peran penting dalam pengembangan senjata nuklir Iran. Pembunuhan mereka, katanya, merupakan pukulan telak bagi kemampuan rezim untuk memperoleh senjata pemusnah massal.
Daftar ilmuwan nuklir Iran yang tewas
Kantor berita Tasnim Iran menggambarkan dua korban, Mohammad Mehdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi, sebagai “ilmuwan nuklir terkemuka”.

Fereydoun Abbasi adalah mantan anggota parlemen Iran. Ia mengepalai Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dari tahun 2011 hingga 2013 dan sebelumnya selamat dari upaya pembunuhan pada tahun 2010.
Mohammad Mehdi Tehranchi adalah seorang fisikawan teoretis dan rektor Universitas Islam Azad Iran. Ia ditambahkan ke Daftar Entitas Departemen AS sebagai aktor yang “bertindak bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri” pada bulan Maret 2020.
Abdul Hamid Minouchehr adalah kepala fakultas Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti. Ia memainkan peran penting dalam membentuk program pendidikan dan penelitian fakultas tersebut.
Ahmad Reza Zolfaghari, adalah seorang profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti. Minouchehr dan Zolfaghari berpartisipasi aktif dalam proyek-proyek strategis nasional.
Amir Hossein Faghihi adalah seorang profesor nuklir di Universitas Shahid Beheshti. Ia menjabat sebagai wakil presiden AEOI dan kepala Institut Penelitian Sains dan Teknologi Nuklir. Ia berperan penting dalam mengembangkan teknologi nuklir baru dan memajukan infrastruktur ilmiah dan penelitian Iran.
Saeed Borji adalah seorang peneliti di Universitas Teknologi Malek Ashtar, yang mengkhususkan diri dalam Teknik Mesin dan Teknik Material (Solid). Ia sebelumnya bekerja sama dengan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh, yang dibunuh oleh rezim Israel pada tahun 2020.
Informasi terbatas tersedia tentang Motallebzadeh, ilmuwan nuklir Iran lainnya yang menjadi sasaran serangan baru-baru ini. Ia dan istrinya sama-sama tewas pada hari Jumat. Demikian pula, tidak banyak informasi tentang Mansour Asgari, seorang ahli fisika; Ali Bakhouei Katirimi, seorang ahli mekanika.*