Hidayatullah.com–Isu liberalisasi keberagamaan pemikiran di tubuh Muhammadiyah nampaknya menjadi isu tersendiri di arena Muktamar Muhammadiyah ke-45. Konsep liberalisasi pemikiran yang dicetuskan kalangan intelektual muda Muhammadiyah bernama Sukidi, Boy Pradana dan Jaringan Intelektual Muda Muhamamdiyah (JIMM) kian kencang berhembus ke sela-sela ruang muktamar.
Salah satu ortom Muhammadiyah, IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah) termasuk salah satu diantara sekian ortom AMM yang menerima ide-ide yang ditawarkan Sukidi dan kawan-kawan.
"Bagi saya, istilah liberalisme pemikiran yang dibawa teman-teman itu tidak ada masalah. Justru hal itu bagus sebagai sebuah transisi budaya ilmiah demi kemajuan Muhammadiyah," ujar Erry A. Sukandar, salah satu ketua IRM.
Menurut Erry, liberalisasi dalam pemikiran sangat dibutuhkan, karena masih banyak aturan-aturan kehidupan yang tidak diatur dalam Al-Qur’an. "Bagaimana dapat mengatur semua masalah kehidupan, jika setiap hari manusia mengalami perubahan dan membutuhkan pencerahan dalam kehidupan keberagamaannya?".
"Penyesuaian ayat-ayat Al-Qur’an dengan perkembangan zaman merupakan suatu keharusan. Sesuaikan konteks zaman dengan Al-Qur’an. Tiap zaman punya aturan masing-masing, oleh sebab itu konstekstualisasi Al-Qur’an harus dilakukan," katanya.
Menurut mahasiswa Unpad (Universitas Padjajaran) itu, tidak semua aturan hidup itu tercover dalam Al-Qur’an, dengan demikian dibutuhkan interpretasi-interpretasi baru demi memperkaya khazanah dan kandungan Al-Qur’an. Proses interpretasi inilah yang melahirkan berbagai macam faham dan ajaran sesuai dengan konteksnya. Jangan heran jika pasca interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an akan melahirkan liberalisme, fundamentalisme, multikulturalisme dan segala macamnya.
Proses dialektika yang terjadi sekarang, pada kalangan muda Muhammadiyah adalah sesuatu yang wajar dan tidak dapat dihindari karena sudah merupakan tuntutan zaman.
"Hak interpretasi adalah milik semua orang, bukan monopoli salah satu pihak saja. Maka, jangan saling menyalahkan satu dengan yang lainnya," tandas Erry dan pernyataan umum yang sering digunakan oleh kalangan penganut liberalisme. (Amz)