Hidyatullah.com–Munas diikuti oleh Pengurus Pusat (PP) Mushida, 18 Pengurus Wilayah, dan 118 Pengurus Daerah di seluruh Indonesia. Jumlah peserta keseluruhan mencapai 200-an da’iyah.
Selain untuk konsolidasi antar anggota dan kader, Munas juga bertujuan melakukan perbaikan pedoman dasar organisasi (PDO), serta menetapkan strategi dakwah Mushida. Selanjutnya akan dibentuk kepengurusan pusat yang baru untuk periode 2005-2010 yang dijadwalkan berlangsung hari Selasa (12 Juli 2005) mendatang.
Dalam sambutannya, Ust Abdurrahman Muhammad mendorong agar Muslimah Hidayatullah semakin maju dan profesional, sehingga kelak akan muncul pemimpin umat dari Mushida. "Harus segera muncul sosok publik figur dari ibu-ibu Mushida," kata Abdurrahman.
Usai acara pembukaan, Munas dilanjutkan dengan seminar bertema "Bersama Keluarga Qur`ani Kokohkan Bangsa". Seminar ini menghadirkan pembicara Prof Dr Nabilah Lubis (Ketua The Internasional Council of Muslim Woman Scholar) dan Dr Marwah Daud Ibrahim (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Juga digelar dialog tentang "Dunia Muslimah Internasional" bersama Santi WE Soekanto (jurnalis dan aktivis beberapa LSM internasional).
Mushida juga mengukuhkan kerjasama dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk turut berpartisipasi dalam rekonstruksi Aceh. Selama ini, Mushida sudah aktif di Aceh. Dengan adanya pengukuhan kerjasama ini diharapkan kiprahnya akan semakin sistematis.
Malam harinya Mushida menyerahkan penghargaan kepada sosok-sosok perintis organisasi otonom ormas Hidayatullah ini. Mereka yang menerima penghargaan adalah Ustadzah Aida Chered (istri almarhum Ustadz Abdullah Said—pendiri Hidayatullah), Ustadzah Atika dan Ustadzah Marfu’ah.* (pambudi)
Prof Dr Nabilah Lubis:
Liberalisme Ancam Keharmonisan Keluarga
"Westernisasi (pembaratan) berjubah globalisasi menyeret keluarga kita dalam lingkaran setan liberalisme. Maraklah seks bebas, pernikahan gay dan lesbian, aborsi, bunuh diri, nikah beda agama, nikah kontrak, dan sederet penyakit masyarakat lainnya," kata Prof Dr Nabilah Lubis, Ketua…
Nabilah menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara dalam seminar bertema "Bersama Keluarga Qur`ani Kokohkan Bangsa". Seminar ini digelar di tengah acara Musyawarah Nasional (Munas) II Muslimat Hidayatullah (Mushida) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta (9/7/2005).
Lebih lanjut Nabilah mengatakan, kemajuan teknologi informasi telah mengubah dunia menjadi sebuah desa kecil. Hak asasi manusia (HAM) dan liberalisme dijadikan kata kunci dalam proses globalisasi itu. "Apapun diglobalisasikan, baik itu nilai-nilai, ideologi, way of life, bahkan budaya yang sebenarnya tidak matching (klop) sekalipun. Dan semua itu ‘harus’ masuk ke dalam ruang privat rumah kita," kata guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Untuk itulah, menurut Nabilah, institusi keluarga membutuhkan sosok manajer rumah tangga yang tangguh, yang senantiasa berpegang kepada Al-Qur`an dan Sunnah. Manajer yang dimaksud adalah kaum perempuan. "Menjadi manajer rumah tangga adalah profesi yang utama dan membanggakan," ujarnya.
Menurut Nabilah, dari keluargalah segala sesuatunya bermula. Kekokohan suatu bangsa dibangun di atas sendi-sendi keluarga yang kuat. "Sebagaimana kehancuran suatu bangsa juga dimulai dari keluarga yang rusak."
Seminar ini juga menghadirkan Dr Marwah Daud Ibrahim (cendekiawan ICMI). Senada dengan Nabilah, Marwah menyebut ibu rumah tangga sebagai sosok yang berperan utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Secara ekstrim politisi senior ini mengatakan, kalau bangsa ini ingin berubah, tak usahlah berharap pada istana negara atau anggota DPR. "Berharaplah pada rumah-rumah tangga yang kokoh dan berpegang teguh pada ajaran agama," katanya.
Agar bisa membangun institusi rumah tangga yang tangguh, kaum wanita harus yakin akan potensi pada dirinya. "Yakinlah bahwa kaum perempuan ini, subhanallah, luar biasa. Kita punya potensi besar yang sudah dirancang secara khusus oleh Sang Pencipta."
Syarat lainnya adalah mampu mengelola waktu dengan baik. Ini perlu sebab dalam waktu yang sama, kaum wanita adalah sosok ibu, istri, sekaligus anggota masyarakat.* (pambudi)
__________________________________________________