Hidayatullah.com–Seorang saksi kunci dalam kasus Bom Lockerbie dengan tersangka warga Libya Abdelbaset Ali Mohmet Al-Megrahi secara diam-diam telah dibayar sekitar 2 juta dollar dalam sebuah kesepakatan yang disetujui pemerintah Amerika Serikat (AS). Demikian menurut sebuah dokumen hukum yang dirilis Jumat (2/10).
Pernyataan itu dibuat dalam sebuah dokumen baru yang diterbitkan oleh Al-Megrahi dalam upaya untuk terus membuktikan bahwa ia tidak bersalah atas peristiwa di tahun 1988 yaitu membom sebuah pesawat jet penumpang di atas kota Lockerbie Skotlandia yang menewaskan 270 orang.
Megrahi menanggalkan upaya banding atas tuduhan yang dikenakan setelah pemerintah Skotlandia bulan lalu membebaskan dirinya dari penjara dengan alasan kemanusiaan, karena ia menderita penyakit kanker prostat yang parah.
Para pengacaranya mengatakan, dokumen yang dirilis di situs www.megrahimystory.net tidak dibuat di pengadilan tapi akan digunakan untuk mengajukan banding.
Megrahi yang sekarang sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Libya mengatakan, “Saya terus melanjutkan protes atas ketidakbersalahan saya — bagaimana mungkin saya tidak melakukannya.”
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Departemen Kehakiman AS diminta membayar USD 2 juta kepada Tony Gauci, pedagang Malta yang menjual pakaian yang ditemukan dalam koper berisi bom.
Otoritas AS juga diminta membayar saudara laki-laki Gauci, Paul, sebesar USD 1 juta untuk perannya dalam mengidentifikasi pakaian tersebut, meskipun ia tidak memberikan bukti di pengadilan.
Pembayaran rahasia itu sebelumnya telah diungkap oleh Komisi Pengkajian Kasus Kriminal Skotlandia (SCCRC), yang menyediliki kemungkinan pengguguran kasus demi hukum.
SCCRC menemukan informasi permintaan pembayaran tersebut dalam buku harian pribadi para detektif yang menyelidiki kasus itu, tapi bukan di buku catatan resmi mereka.
Sulit untuk diketahui secara pasti berapa uang yang diterima oleh kedua Gauci bersaudara dari Departemen Kehakiman AS sebagai “hadiah untuk keadilan.” Tapi, banyak catatan yang menunjukkan bahwa mereka menerima “pembayaran yang cukup besar” dalam kasus persidangan Megrahi.
Megrahi dijatuhi hukuman pada Januari 2001 dalam pengadilan luar biasa Skotlandia yang dilaksanakan di Belanda. Tahun 2002 ia mengajukan banding tetapi gagal. Selanjutnya SCCRC pada tahun 2007 yang mengajukan banding lagi untuk kasusnya itu.
Megrahi mengatakan, “Komisi itu menemukan dokumen yang mereka simpulkan bisa dipakai untuk mengungkap kasus saya.”
Media massa juga banyak yang meragukan bukti terkait kedatangan Megrahi ke toko Tony Gauci beberapa hari sebelum paristiwa bom itu.
Bukti baru menunjukkan bahwa pakaian yang dimaksud dibawa sebelum tanggal 6 Desember, waktu di mana tidak ada bukti bahwa Megrahi sedang berada di Malta, demikian kata SCCRC.
Juga kemudian diketahui bahwa polisi Skotlandia tidak memberitahukan pengacara Megrahi bahwa ada saksi lain yaitu David Wright, yang telah melihat ada 2 orang pria Libya lain yang membeli pakaian yang sama di Malta pada hari yang berbeda.
Para psikolog percaya hal itu kemungkinan membuat Gauci bingung dan akhirnya memberikan kesaksian yang salah.
Sebagian keluarga dari pihak korban pemboman yakin bahwa Megrahi tidak bersalah.
Namun, seorang juru bicara pemerintah Skotlandia mengatakan bahwa Menteri Kehakiman Kenny MacAskill “mendukung” vonis Megrahi, tapi tetap pada keputusannya untuk membebaskan pria itu.[di/meo/hidayatullah.com]