Hidayatullah.com–Polandia menolak ikut dalam operasi militer gabungan NATO melawan pemimpin Libya Muammar Qadhafi karena “kemunafikan” Eropa dan inkonsistensinya dalam urusan HAM. Demikian dikatakan Perdana Menteri Donald Tusk, Sabtu (08/4), sebagaimana dikutip Reuters.
Tusk mengatakan, Eropa beresiko menciptakan kesan bahwa mereka turun tangan hanya ketika ada minyak yang dijadikan taruhan.
Kepada koran Gazeta Wyborcza dalam sebuah wawancara, Tusk berkata, “Meskipun benar ada keperluan untuk melindungi warga sipil dari kebrutalan sebuah rezim, bukankah kasus Libya menjadi contoh dari kemunafikan Eropa, dilihat dari cara Eropa bersikap atas Qadhafi dalam beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan terakhir?”
“Itulah alasan kami menahan diri … Jika kita ingin membela rakyat melawan diktator, pembalasan, penyiksaan dan penjara, maka prinsipnya harus universal, dan bukan terlibat hanya jika keadaannya mengenakkan, menguntungkan atau aman,” tegas Tusk.
Ditambahkannya, seperti halnya Libya, pemerintah Suriah, Yaman dan Bahrain juga berusaha meredam aksi pro-demokrasi dengan kekuatan senjata, tapi tidak ada perbincangan soal intervensi Barat untuk melindungi rakyat sipil di sana.
Namun, perlu diketahui bahwa Polandia, yang mendapat giliran memimpin Uni Eropa selama 6 bulan mulai Juli mendatang, juga ikut mengirimkan pasukannya ke Iraq. Sementara di Afghanistan negara itu masih menempatkan sekitar 2.600 pasukannya. *
Keterangan foto: Donald Tusk bersama Benjamin Netanyahu saat menghadiri rapat kabinet Israel, 24/02/2011. [upi]