Hidayatullah.com—Pemerintah Kolombia meminta Amerika Serikat agar membuat penyataan maaf dan mengklarifikasi masalah skandal prostitusi yang melibatkan para pengawal Presiden Barack Obama belum lama ini.
Permintaan Bogota itu disampaikan kepada publik pada hari Kamis (26/04/2012) oleh Gabriel Silva, duta besar Kolombia untuk Amerika Serikat, dalam wawancaranya dengan situs harian El Tiempo, lansir Xinhua.
Dalam wawancara itu utusan Kolombia tersebut mengatakan bahwa ia juga meminta Gedung Putih membuat pernyataan klarifikasi untuk “melindungi reputasi Cartagena.”
Cartagena merupakan daerah pariwisata internasional paling populer di pantai utara Kolumbia.
Kota itu menjadi tempat penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi pemimpin 30 negara di benua Amerika pada 14-15 April 2012, termasuk Presiden AS Obama. Petugas pengaman presiden AS, Secret Service dan personel militer, tiba lebih dulu di kota itu untuk memeriksa keamanan.
Berdasarkan pemeriksaan yang masih berlanjut, personel keamanan presiden AS itu menyewa sekitar 21 pelacur dan membawanya ke ruangan mereka. Salah seorang pekerja seks komersial yang disewa kemudian melapor ke polisi setempat karena masalah pembayaran yang tidak sesuai.
Kasus itu justru lebih mendapatkan perhatian publik dunia, ketimbang acara KTT.
Hingga saat ini 12 personel Secret Service dan 12 personel militer Amerika Serikat lain dinyatakan terlibat dalam skandal pelacuran di Cartagena.
Pemerintah Kolombia tidak bisa menerima begitu saja kejadian itu, karena perilaku bejat personel keamanan Amerika Serikat menimbulkan kesan buruk pada citra Cartagena sebagai tujuan wisata internasional.*