Hidayatullah.com–Pasukan marinir Turki menyelamatkan sekitar 30 pengungsi Palestina dan Suriah, Selasa (29/10/2013) pagi yang terkatung-katung di laut.
Para pengungsi dalam perjalanan menuju Yunani, di lepas pantai yang memisahkan antara Turki dan semenanjung Lisabus Yunani, setelah mereka tertipu oleh salah seorang penyelundup, yang sengaja meninggalkan mereka di laut.
Operasi penyelamatan terjadi setelah adanya desakan dari salah seorang penumpang kapal yang diterima Kelompok Kerja Untuk Palestina Suriah, pada Selasa pagi, ia menegaskan bahwa kapal yang mengangkut 28 pengungsi Palestina dan Suriah, meninggalkan kawasan Azmir Turki menuju Yunani, dan mereka ditinggalkan penyelundup di lepas pantai dan ia kabur dari tempat tersebut.
Jubir pengungsi menyatakan, penyelundup yang telah meminta dari mereka sejumlah uang untuk mengantarkan ke Yunani lewat pantai, menelantarkan mereka di lepas pantai dan kabur setelah mengambil alat pendayung perahu.
Dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), para penumpang mengalami ketakutan, namun beberapa waktu kemudian datang kapal milik pasukan marinir Turki yang menyelamatkan semua penumpang.
Kapal yang mengangkut pengungsi Palestina menjadi sasaran penembakan saat mereka berlayar dari kota Tripoli Libia menuju pantai Italia, pada 11 Oktober lalu, yang membawa 400 orang, termasuk anak-anak dan para wanita, yang kemudian tenggelam di kawasan antara Malta dan pulau Lampedusa Italia, yang menenggelamkan sekitar 200 pengungsi Palestina dan Suriah, saat ini puluhan jenazah masih terdapat di kapal yang tenggelam.
Makan Rumput
Sementara itu, laporan BBC terbaru menyebutkan, ribuan warga Suriah diizinkan meninggalkan Muadhamiya yang terkepung di pinggiran Damaskus setelah blokade dilonggarkan oleh pasukan Basyar al Asaad.
Wartawan BBC Lyse Doucet, yang berada di lokasi itu, mengatakan warga dalam kondisi menyedihkan berduyun-duyun meninggalkan Muadhamiya yang terkepung sejak Maret lalu.
Banyak warga, dibawa dengan tandu sementara sebagian dari mereka menangis.
Pasok makanan, air dan obat-obatan di Muadhamiya sangat sedikit dan penduduk sebelumnya telah meminta aparat berwenang agar diperbolehkan keluar untuk menghindari kelaparan.
“Kami tidak pernah melihat sepotong roti selama sembilan bulan,” kata seorang perempuan kepada BBC, Selasa (29/10/2013).
“Kami memakan daun dan rumput.”
Kondisi parah
Seorang anak perempuan dan adiknya memegang roti yang disalurkan oleh Masyarat Sabit Merah Arab Suriah sambil mengatakan, “Kami semua sakit.”
Militer Suriah sebelumnya mengatakan kawasan-kawasan yang dikuasai pejuang oposisi di Damaskus mempunyai dua pilihan, menyerahkan diri atau kelaparan.
Menteri Sosial Kinda Al Shamamat, yang menangani evakuasi warga, menuduh pejuang oposisi menyusup ke Muadhamiya.
Namun pejuang oposisi menuduh pasukan pemerintah berusaha membuat penduduk kelaparan agar tunduk pada pemerintah. Meskipun penduduk sipil melarikan diri, pasukan pejuang oposisi tetap mendiami kawasan di pinggiran ibukota Damaskus itu.
Setidaknya Klik tiga kawasan pinggiran ibukota, Yarmouk, Ghouta Timur dan Muadhamiya, dikepung oleh pasukan pemerintah selama berbulan-bulan terakhir.*