Hidayatullah.com- Setiap akhir tahun yakni menjelang tanggal 25 Desember, media serta publik selalu disibukkan dengan masalah kontroversial terkait penggunaan atribut atau pernak-pernik perayaan Natal.
Bahkan persoalan tersebut sampai saat ini masih saja menimbulkan pro kontra di tengah-tengah masyarakat, baik itu dari kalangan tokoh ulama, pejabat, masyarakat dan lain sebagainya.
Sebagaimana pernyataan disampaikan seorang tokoh Nadhatul Ulama (NU) KH. Salahuddin Wahid, bahwa penggunaan atribut perayaan natal bagi karyawan Muslim atau Muslimah memang menjadi sebuah dilema yang susah.
“Yah, persoalan ini memang serba susah,” kata Gus Solah kepada awak hidayatullah.com, di Pusat Pengembangan Islam Bogor, Kota Bogor, belum lama ini.
Dikatakan Gus Solah, kalau seandainya yang punya perusahaan adalah orang Non-Muslim, ataupun memang Muslim tetapi karena mungkin pertimbangan bisnis supaya menarik maka si pekerja diwajibkan menggunakan atribut Natal.
“Tapi karena ini pro-kontra, kalau saya bilang ya mendingan nggak usahlah. Karena orang kan punya pikiran yang berbeda-beda,” demikian tandasnya.*