Oleh: Annisa Rahmatia
Hidayatullah.com | SETIAP muslim sudah diwajibkan untuk berdakwah seperti apa yang telah Allah subhanahu wa ta’ala katakan di Al-Qur’an Al-Karim:
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
“Dan jadilah di antara kalian umat yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran 104)
Dakwah yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim adalah dakwah kepada orang-orang terdekat kita, seperti yang dilakukan oleh nabi Ibrahim ‘alaihi salam kepada ayahnya yang menyembah berhala pada Surat Maryam ayat 42-45. Dan tentunya dalam berdakwah kita harus menggunakan kata-kata yang sopan dan santun agar tak menyakiti pihak lain dan agar dakwah kita bisa diterima dengan baik.
Setelah kita melakukan dakwah kepada orang-orang terdekat barulah kita memulai untuk menyebarkan dakwah lebih luas lagi, misalnya: kepada tetangga, orang-orang kampung kita, dan berlanjut untuk negeri ini lalu luar negeri.
Dakwah pun tak melulu dilakukan di atas mimbar atau di masjid saja. Dakwah bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Pada zaman sekarang ini tak sedikit dari kita yang tak bisa lepas dengan ponsel genggam yang membuat kita kadang lupa waktu dan lupa kewajiban, apalagi kondisi kita sebagai remaja sekarang ini yang menjadi penerus Islam nantinya bisa dibilang tak bisa lepas dengan ponsel genggamnya. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai seorang remaja yang sadar akan pentingnya dakwah?
Pertama, kita luruskan niat kita terlebih dahulu dalam berdakwah, semua yang kita lakukan kita niatkan lagi hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.
Kedua, menyadarkan para remaja yang lain akan pentingnya dakwah dan memberitahu mereka bahwa keutaman orang yang berdakwah sangatlah banyak, berdakwah sama saja kita memberikan ilmu kepada yang tidak tau atau menyadarkan yang sudah tau tapi lupa akan sesuatu kebenaran diatas jalan Allah subhanahu wa ta’ala, dakwah pun bisa menjadi amal jariyah kita yang tak akan terputus sampai kita meninggal nantinya.
Ketiga, tak mudah putus semangat dalam berdakwah. Seorang pendakwah tak akan selalu dipuji pasti saja akan mendapatkan cemooh dari orang lain dan cemooh inilah yang menjadikan kita terus bersemangat dalam berdakwah bukan menjadikan kita jatuh dan tak mau berdakwah lagi.
Seperti yang Rasulullah ﷺ rasakan dulu ketika beliau menyebarkan Islam, bukan kah beliau mendapat banyak cobaan? Tapi itu tak menjadikan beliau putus semangat dalam menyebarkan agama Islam, kalau bukan beliau tak mungkin kita merasakan indah dan damainya Islam. Lalu bagaimana cara menarik perhatian para generasi yang sering disebut sebagai generasi merunduk ini?
Kita lihat pada zaman ini, remaja-remaja yang sadar akan pentingnya dakwah membuat akun dakwah di Instagram yang pengikutnya tak sedikit, mereka mulai berdakwah dengan membuat foto-foto yang berisi motivasi atau video-video yang banyak menarik perhatian para remaja lainnya.
Dan tak sedikit juga kita jumpai kajian-kajian yang dilaksanakan online yang juga menarik banyak perhatian remaja. Lalu apakah kita masih mau diam untuk tidak mulai berdakwah dan memanfaatkan fungsi ponsel genggam atau laptop kita dengan baik dengan cara menyebarkan dakwah melalui itu semua.
Bukakah berdakwah itu menyenangkan? Sambil mengasah kemampuan dalam membuatan video atau edit foto kitapun bisa mendapatkan pahala yang akan terus mengalir insya Allah.*