Hidayatullah.com– Sekelompok pria bersenjata menyerbu rumah sakit di Suriah yang merawat seorang bayi yang dilahirkan di bawah reruntuhan bangunan rumahnya ketika gempa belum lama ini mengguncang Turki dan Suriah. Kawanan bersenjata itu memyerang dan memukuli direktur rumah sakit, kata seorang pejabat RS tersebut hari Selasa (14/2/2023).
Pejabat tersebut membantah kabar di media sosial yang mengatakan bahwa serangan pada Senin malam itu merupakan upaya untuk menculik bayi bernama Aya. Bayi perempuan itu dirawat di rumah sakit itu setelah diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang ambruk diguncang gempa pada 6 Februari yang melanda Turki dan Suriah. Kedua orangtuanya dan empat saudaranya tewas dalam peristiwa itu. Aya ditemukan dalam kondisi baru dilahirkan dengan tali pusar masih menempel di tubuhnya.
Kisah Aya tersebar ke seluruh penjuru dunia, dan banyak orang menawarkan bantuan untuknya.
Pejabat itu, yang berbicara tanpa ingin identitasnya diungkap karena khawatir akan diserang, mengatakan bahwa direktur RS mencurigai seorang perawat yang memotret Aya berencana untuk menculiknya dan perawat laki-laki itu kemudian dipecat, lapor Associated Press Rabu (15/2/2023).
Perawat itu beberapa jam kemudian kembali ke RS ditemani sekelompok pria bersenjata dan memukuli direktur, kata pejabat itu.
Sebelumnya, dokter yang merawat Aya mengatakan bahwa istri direktur RS memberikan susu ASI kepada Aya.
Setibanya di RS, kawanan bersenjata itu mengatakan kepada petugas kepolisian yang berjaga mengawal Aya mengatakan bahwa mereka memburu direktur RS karena telah memecat teman mereka dan tidak tertarik untuk menculik Aya, kata pejabat RS itu yang merupakan seorang dokter.
Polisi mulai memberikan pengawalan kepada Aya setelah beberapa orang muncul di RS dan mengaku-ngaku sebagai kerabatnya, kata dokter itu.
Aya kemungkinan akan dapat meninggalkan rumah sakit paling cepat hari Selasa atau Rabu depan, menurut paman-kakeknya, Saleh al-Badran. Dia mengatakan bahwa bibi dari pihak ayah Aya, yang belum lama ini melahirkan dan selamat dari gempa, akan merawat dan membesarkan Aya.
Petugas penyelamatan di kota kecil Jinderis di bagian utara Suriah menemukan bayi perempuan berambut hitam itu lebih dari 10 jam usai gempa, saat mereka menggali reruntuhan bangunan rumah susun lima lantai di mana keluarga Aya tinggal sejak 2018. Tertimbun reruntuhan bangunan, bayi itu ari-arinya masih menempel pada ibunya, Afraa Abu Hadiya. Bayi merah baru lahir tersebut dilarikan ke rumah sakit terdekat di Afrin, di mana dia dirawat sejak itu.
Ayah Aya, Abdullah Turki Mleihan, berasal dari desa bernama Khsham di Provinsi Deir el-Zour. Namun, dia terpaksa meninggalkan kampungnya pada 2014 setelah kelompok bersenjata ISIS menguasai desa itu, kata Saleh Al-Badran yang merupakan paman ayah Aya.*