Hidayatullah.com– US Secret Service memberhentikan sementara enam personelnya terkait peristiwa penembakan di salah satu acara kampanye pilpres Donald Trump tahun lalu, di mana seorang pria bersenjata berusaha membunuh politisi Republik itu.
Matt Quinn, wakil direktur US Secret Service, mengatakan kepada CBS News – mitra media BBC di Amerika Serikat – bahwa dalam kejadian di Butler, Pennsylvania, itu ketika pelaku Matthew Crooks melepaskan tembakan bertubi-tubi ke arah Trump ada seorang hadirin tewas tertembak. Insiden itu merupakan “kegagalan operasional” bagi US Secret Service – yang bertugas melindungi kepala negara dan bekas presiden AS serta pejabat tinggi lain.
Salah satu peluru yang ditembakkan Crook menyerempet salah satu telinga Trump, yang kemudian dilarikan ke tempat aman. Pelaku langsung ditembak mati oleh petugas di lokasi kejadian. Tidak jelas kapan pemberhentian staf SS itu secara resmi dikeluarkan, sementara media di AS mengeluarkan laporan yang berbeda perihal apakah keputusan itu sudah dilaksanakan atau belum, lansir BBC Kamis (10/7/2025).
Berbicara kepada CBS, Quinn mengatakan para staf itu diberi hukuman mulai dari 10 hingga 42 hari cuti tanpa gaji atau tunjangan.Quinn, yang dilantik untuk menduduki jabatan tersebut pada bulan Mei tahun ini, menambahkan bahwa dia “memusatkan perhatiannya pada perbaikan akar penyebab masalah” di Butler itu supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.
Quinn mengatakan kepada CBS bahwa sejumlah perbaikan sudah dilakukan. Sekarang pesawat tanpa awak kelas militer dan pos komando bergerak dapat digunakan oleh para agen di lapangan.
Identitas personel SS yang dihukum itu belum diungkapkan ke publik.Peristiwa penembakan di Butler itu terjadi pada 13 Juli 2024. Dua warga yang menghadiri acara kampanye pilpres Donald Trump itu menjadi korban luka, sementara seorang pria bernama Corey Comperatore tewas terkena peluru nyasar.
Peristiwa itu memaksa Kimberly Cheatle mundur dari jabatannya sebagai direktur US Secret Service.
Setelah lolos dari maut di Butler, pada bulan September Trump dilarikan lagi ke tempat aman oleh agen-agen Secret Service setelah seorang pria bersenjata diciduk saat bersembunyi di semak-semak di pinggiran lapangan golf milik Trump di Florida. FBI mengatakan insiden itu merupakan upaya pembunuhan Trump oleh pelaku, yang langsung dijebloskan ke jeruji besi.*