Hidayatullah.com — Departemen Kepolisian Anti-Narkotika milik Hamas pada Senin menyita sekitar 50.000 pil Captagon yang diselundupkan ke Jalur Gaza, lansir kementerian dalam negeri.
“Polisi kamu menyita Fenethylline dalam jumlah besar, lebih dikenal sebagai Captagon, disembunyikan diantara barang yang diimpor ke Jalur Gaza dari Israel,” kata Kemendagri dalam pernyatan pada Selasa (21/02/2023).
“Dengan menggunakan anjing pelacak, petugas kami menemukan narkoba di antara sejumlah kotak kayu yang membawa barang-barang ke dalam wilayah tersebut,” tambah kementerian, menegaskan bahwa satu tersangka telah ditangkap dan telah mengidentifikasi tersangka lain yang terlibat.
Kementerian mencatat bahwa tersangka dihukum sebagaimana mestinya, menekankan bahwa pihaknya memantau dengan cermat semua jalur darat dan laut ke Jalur Gaza.
Terlepas dari kenyataan bahwa semua kehidupan di Gaza telah terpengaruh secara negatif oleh blokade Israel selama 16 tahun, perdagangan narkotika menyaksikan ledakan.
Biasanya para pengedar narkoba menyelundupkan narkotikanya melalui perlintasan Israel dan Mesir untuk dipasarkan di Jalur Gaza.
“Israel mencegah impor alat pemeriksaan screening ke Gaza dengan dalih penggunaan ganda [sipil dan militer], yang memaksa kami untuk mengandalkan alat tradisional, terutama pemeriksaan manual dengan bantuan anjing polisi untuk memeriksa dan menggeledah barang yang datang dari Kerem Shalom begitu mereka memasuki kantong,” tambahnya.
“Israel bersikeras membanjiri wilayah kami dengan obat-obatan untuk menghancurkan pemuda kami dan berkontribusi menyebarkan kejahatan di kalangan penduduk,” kata Zo’rob.
Namun, dia menekankan bahwa “kami akan melawan fenomena ini dengan segenap kekuatan kami dengan menjatuhkan hukuman berat kepada para pengedar narkoba.
Pada tahun 2022, Departemen Anti Narkotika telah menyita 2.009 kantong ganja; 7.958 tablet tramadol, 98.168 pil Captagon, 255.671 pil narkotik berbeda, 8 kilogram banjo, 100 bibit banjo; dan 1.000 biji banjo.
Apa itu Captagon?
Captagon adalah pil berisi stimulan amfetamin yang disebut fenethylline. Merk dagang obat tersebut awalnya dipatenkan di Jerman pada 1960an.
Obat terlarang itu digunakan untuk memulihkan narkolepsi dan defisit perhatian, serta kondisi lainnya. Kini Captagon termasuk zat terlarang yang sebagian besar diproduksi dan dikonsumsi di Timur Tengah.
Produsen global paling besar Captagon diyakini berasal dari Suriah, bahkan obat itu menjadi ekspor terbesar negara yang kini dipimpin rezim Bashar al-Assad.*