Hidayatullah.com– Alvin Bragg membuat sejarah pada tahun 2021 sebagai orang kulit hitam pertama yang terpilih menjadi jaksa distrik New York County. Karirnya sepertinya akan semakin bersinar, dengan kasus pembayaran uang tutup mulut dari Donald Trump kepada wanita bintang film porno yang sedang ditanganinya.
Bragg, 49, bisa menjadi jaksa pertama – baik di tingkat federal, negara bagian maupun lokal – yang membawa gugatan kriminal terhadap seorang bekas presiden Amerika Serikat ke pengadilan.
Kantornya saat ini sedang menyelidiki tuduhan pembayaran uang tutup mulut antara Donald Trump dan bintang film porno Stormy Daniels. Penyelidikan kabarnya sudah sampai pada tahap terakhir, dan berkas perkara kriminal Trump sepertinya akan dibawa ke pengadilan dalam waktu dekat.
Kasus berpangkal dari uang $130.000 yang dibayarkan di masa kampanye pilpres 2016 oleh pengacara pribadi Trump kala itu Michael Cohen kepada aktris porno Stormy Daniels. Uang itu diberikan supaya Daniels tidak berbicara kepada siapapun perihal hubungan di luar nikah yang pernah dijalaninya bersama Trump.
Bekas presiden dari Partai Republik itu membantah telah melakukan kesalahan. Belum lama ini dia mengatakan – tanpa bukti – bahwa dirinya akan ditangkap pada hari Selasa (20/3/2023) dan memyeru kepada para pendukungnya akan melakukan aksi protes dab “Merebut negeri kita kembali!”.
Dalam sebuah surel yang ditujukan kepad staf yang dilihat oleh BBC News, Bragg – seorang pendukung Partai Demokrat – mengatakan pihaknya tidak akan memberikan toleransi terhadap upaya-upaya untuk mengintimidasi kantor kita atau mengancam penegakan hukum di New York “.
Jaksa distrik Manhattan itu adalah seorang jaksa karir yang menjabat sejak awal 2022 dengan misi utama memberantas kejahatan kerah putih dan membawa para koruptor ke meja hijau.
Dalam kampanye agar terpilih sebagai pimpinan kejaksaan distrik, dia menonjolkan latar belakang kehidupannya dan karir dan presentasinya di bidang hukum.
Dilahirkan dan dibesarkan di era 1980-an di Harlem, New York – kawasan yang dikenal kumuh, miskin, tinggi kasus kriminal dan penyalahgunaan narkoba, dan dihuni oleh mayoritas kulit hitam – dia mengaku pernah dibekuk polisi di bawah todongan senjata, pernah mendapati seorang korban pembunuhan di depan pintu rumahnya, dan pernah memiliki seorang ipar yang tinggal di rumahnya setelah sekian lama mendekam di penjara.
Lulusan sekolah hukum Universitas Harvard itu memiliki spesialisasi menggarap kasus kejahatan kerah putih dan isu-isu berkaitan dengan hak-hak sipil. Dia pernah menjadi kuasa hukum untuk keluarga Eric Garner, seorang pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi New York pada 2014.
Dia mengklaim pernah membantu lebih dari 100 gugatan hukum terhadap pemerintahan Trump sepanjang 4 tahun masa jabatannya sebagai presiden AS. Dia juga pernah memimpin gugatan hukum dalam perkara pencabulan dan pemerkosaan oleh tokoh besar perfilman Hollywood Harvey Weinstein.
Bragg memiliki pengalaman bekerja dengan kejaksaan di setiap level pemerintahan. Dia pernah menjabat asisten kejaksaan wilayah Southern District of New York, wakil kepala kejaksaan negara bagian New York dan kepala litigator untuk New York City Council.
Begitu dia terpilih sebagai pimpinan kejaksaan distrik Manhattan, dia mengatakan tidak akan repot menggugat kriminalitas kelas rendah seperti pengelakan denda tilang pelanggaran lalu lintas dan penyalahgunaan ganja kelas ringan.
Namun, disebabkan protes oleh para penegak hukum lain dan kalangan bisnis akibat meningkatnya aksi kekerasan dan kriminalitas Bragg akhirnya meminta maaf dan merevisi kebijakannya.
Bragg mewarisi penyelidikan kasus Trump dari pendahulunya Cyrus Vance Jr, yang membuka kasus itu hampir lima tahun silam ketika Trump masih menjabat di Gedung Putih.
Di awal masa kerjanya, dua orang jaksa .undur, sementara satu orang mengklaim bahwa penyelidik “ditangguhkan tanpa batas waktu” oleh kepala kejaksaan distrik yang enggan menyeret Trunp ke meja hijau.
Menanggapi komentar itu, kantor kejaksaan Manhattan menegaskan bahwa penyelidikan kasus Trump masih berjalan dan sedang menelusuri bujti yang sebelumnya tidak dimunculkan.
Desember 2022, dua perusahaan milik Trump dihukum karena pelanggaran pajak dalam persidangan pidana yang diajukan oleh Bragg. Trump sendiri tidak dihukum, tetapi kelala keuangan Trump Organization Allen Weisselberg saat ini sedang menjalani hukuman penjara lima bulan.
Bulan Januari tahun ini, Bragg meminta tim juri untuk mengevaluasi penyelidikan kasus uang tutup mulut tersebut. Pemanggilan terhadap Trump untuk memberikan kesaksian memunculkan dugaan bahwa juri sudah hampir merampungkan tugasnya.
Apabila dakwaan kriminal ini benar-benar di bawa ke pengadilan, mimpi Trump untuk ikut kembali dalam pemilihan presiden AS yang ketiga kalinya harus dikubur.*