Hidayatullah.com– Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad mengajak kaum Muslimin untuk menyambut dan menyukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan penuh kegembiraan layaknya sebuah pesta rakyat.
Apalagi, saat ini Indonesia sudah aman dari pandemi Covid-19.
Ajakan itu disampaikan Pemimpin Umum Hidayatullah dalam khutbah Idul Fitri di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, 1 Syawal 1444H, Sabtu (22/04/2023) pagi.
“Suasana yang tenang, aman, dan nyaman ini mari kita syukuri dan terus kita pertahankan.
Tak lama lagi, kurang dari setahun lagi kita menghadapi PEMILU serentak. Mari kita
sambut pemilu tersebut sebagai pesta rakyat bukan petaka rakyat,” ujar Pemimpin Umum Hidayatullah di hadapan ribuan hadirin, kaum Muslimin dan Muslimat.
Ia menambahkan, sebagaimana layaknya sebuah pesta, suasananya pasti ramai, suasananya pasti enjoy, menyenangkan, dan rianggembira. Begitu pula saat Pemilu nanti.
“Diharapkan kita semua, masuk TPS (Tempat Pemungutan Suara) dalam suasana
suka cita, jauh dari suasana tertekan, takut, dan penuh ancaman.
Menyukseskan pemilu adalah wajib bagi seluruh umat Islam Indonesia,” ujarnya.
Dalam khutbahnya, Pemimpin Umum Hidayatullah mengusung tema “Memilih Pemimpin yang Jujur”.
“Menyukseskan pemilu adalah wajib bagi seluruh umat Islam Indonesia. Pemilu adalah kehendak bersama rakyat Indonesia. Oleh karenanya, segala macam bentuk penghalang,
rintangan, dan gangguan yang sengaja atau tidak sengaja menghalangi terlaksananya
pemilu sesuai dengan jadwal adalah sebuah kejahatan bernegara, inkonstitusional, dan
harus ditolak. Umat Islam harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi segala
bentuk ide, gagasan, dan keinginan penundaan pemilu,” tegasnya.
Ia menambahkan, Korona atau Covid-19 sudah tidak bisa dijadikan alasan penundaan pemilu, juga krisis
ekonomi dan krisis keamanan. Satu-satunya alasan yang tersisa hanya alasan yang dibuat-buat bukan untuk kepentingan bangsa secara nasional.
“Pergiliran kepemimpinan adalah sebuah kepastian, tidak boleh dilawan. Pergantian
kepemimpinan adalah qudrat Ilahi yang mesti terlaksana tanpa hambatan. Siapapun yang melawan kehendak Tuhan, sunnatullah yang terjadi di alam dengan sendirinya akan mengalami kerusakan dan kebinasaan. Rezim yang sekuat apapun pasti tumbang dan terkalahkan oleh iradah Tuhan,” tambahnya.
Pemilu, lanjut Pemimpin Umum Hidayatullah, adalah jalan damai yang menjamin proses pengalihan kekuasaan dan kepemimpinan Nasional.
“Kita ingin setiap pergantian kekuasaan terlaksana dengan wajar, damai, dan jauh dari gontok-gontokan. Kita tidak ingin pergantian kepemimpinan
nasional diwarnai suasana berdarah-darah. Sudah terlalu banyak darah rakyat yang
tertumpah sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan. Kita tidak ingin darah dan energi
bangsa ini tumpah sia-sia. Kita ingin setiap tetesan energi dapat maksimal untuk
membangun kemajuan, kesejahtreaan, dan keadilan,” paparnya.* (SKR/MCU)