Hidayatullah.com– Wafatnya Pendiri Centre for Information and Development Studies (CIDES) yang bernaung di bawah organisasi ICMI, Adi Sasono, menimbulkan duka mendalam bagi segenap pengurus dan peneliti CIDES.
Sebab, bagi para pengurus dan peneliti CIDES, sosok Adi Sasono tidak hanya berjasa sebagai Menteri Koperasi dan UKM era Presiden Habibie. Melainkan juga telah berhasil meletakkan pondasi keilmuan, sehingga banyak lahir intelektual muda dari CIDES sejak didirikan pada tahun 1993 silam.
“Almarhum Adi Sasono sangat berjasa bagi bangsa ini. Ia adalah sosok yang hebat dan mampu meregenerasikan kehebatannya kepada anak muda saat ini dengan adanya CIDES. Maka, sosoknya layak untuk dipertimbangkan sebagai Guru Bangsa,” jelas Direktur Eksekutif CIDES Rudi Wahyono di Jakarta, dalam rilisnya, Sabtu (13/08/2016).
Salah satu bukti adanya regenerasi intelektual CIDES tersebut, tambah Rudi, adalah telah tersebarnya jaringan CIDES di beberapa kampus, seperti UGM, UNJ, Unpad, Universitas Brawijaya, dan sebagainya.
Kini para jaringan intelektual muda CIDES tersebut terus aktif berkarya, baik dari sisi riset maupun pembangunan jaringan.
“CIDES menyadari bahwa regenerasi intelektual muda tersebut harus tetap dibangun mulai dari kampus-kampus terbaik di negeri ini.
Oleh karena itu, kami terus berupaya agar penguatan keilmuan juga harus linier dengan regenerasi para intelektual itu sendiri,” tambah alumnus Master Ekonomi Lingkungan dari universitas di Taiwan ini. [Baca juga: Doa-doa Para Tokoh: Semoga Adi Sasono Husnul Khatimah]
Senada, peneliti junior CIDES dari Fakultas Isipol Universitas Gadjah Mada, Ridwan Budiman merasakan betul bagaimana CIDES saat ini sudah mengalami transformasi kelembagaan secara cepat.
Kolaborasi para senior (tua) dan junior (muda) di CIDES menjadi keniscayaan, karena memiliki visi yang sama agar CIDES terus aktif berkarya membangun Indonesia melalui riset.
“Total saat ini, CIDES memiliki peneliti muda di beberapa kampus sekitar 20 orang. Dari jumlah itu, kita aktif mengadakan pelatihan riset dan yang terpenting menuangkan gagasan melalui tulisan,” jelasnya.
Kini, pria yang sedang mempersiapkan studi Master di Universiteit van Amsterdam, Belanda, ini terus berharap kepemimpinan almarhum Adi Sasono dapat menjadi tolak ukur bagi anak muda Indonesia.
“Bahwa, akan banyak lahir Adi Sasono muda di negeri ini dari para intelektual muda CIDES. Yang hingga hayatnya berkarya nyata, hingga ditakuti oleh para konglomerat karena kegigihannya membangun visi Ekonomi Kerakyatan,” tutup Ridwan. [Baca juga: Adi Sasono Pernah Dijuluki ‘Robin Hood van Java’]*