Hidayatullah.com — Iran telah mengeksekusi mati dua orang yang dituduh menista agama dengan membakar Al-Quran dan mengorganisir kegiatan anti agama, kata pengadilan.
Kedua pria itu, yang diidentifikasi sebagai Yousef Mehrdad dan Sadrollah Fazeli Zare, digantung pada Senin pagi (08/05/2023), lapor kantor berita resmi kehakiman, dilansir Al Jazeera.
Kasus itu bermula pada tiga tahun yang lalu ketika masyarakat melaporkan sebuah grup sosial media yang tidak disebutkan namanya menerbitkan konten “cabul”, yang membuat pengadilan memanggil beberapa orang, salah satunya adalah Mehrdad.
Mehrdad kemudian diketahui sebagai admin 15 grup dan saluran online yang mempromosikan konten yang bertentangan dengan Islam dan para nabinya serta menyebarkan ateisme, menurut pengadilan.
Dikatakan Mehrad ditemukan bekerja sama dengan Fazeli Zare, yang juga diduga mengoperasikan 20 group anti-agama.
Dikatakan bahwa “penghinaan” mereka begitu parah sehingga tidak satu pun dari mereka dikutip secara eksplisit dalam konfirmasi Mahkamah Agung atas putusan yang membuka jalan bagi eksekusi para pria tersebut.
Pihak berwenang juga menemukan video pembakaran Al-Quran di dalam ponsel Mehrdad, yang dibagikan secara publik, kata pengadilan.
Tahun lalu, sekelompok pakar HAM PBB mengatakan mereka prihatin tentang kriminalisasi penistaan agama di Iran.
“Kami menyerukan kepada otoritas Iran untuk mendekriminalisasi penistaan agama dan mengambil langkah-langkah yang berarti untuk memastikan hak atas kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa diskriminasi,” kata mereka.
Dua hukuman gantung pada hari Senin adalah yang terbaru dari serangkaian eksekusi dalam dua minggu terakhir yang mencakup bermacam pelanggaran.
Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia mengatakan pekan lalu bahwa Iran mengeksekusi 42 orang dalam 10 hari, setara dengan satu orang setiap enam jam.
Dikatakan sebagian besar eksekusi, yang belum dipublikasikan atau dikomentari oleh otoritas Iran, adalah etnis Baluchis yang dihukum karena tuduhan narkoba.
Iran mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahun daripada negara lain di dunia kecuali China, menurut Amnesti Internasional.
Eksekusi profil tinggi terbaru di Iran terjadi pada hari Sabtu ketika Habib Chaab berkewarganegaraan ganda Iran-Swedia digantung karena memimpin kelompok separatis Arab yang berada di belakang serangan “teroris” tahun 2018 terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang.
Pemerintah Swedia dan Uni Eropa mengutuk Teheran atas eksekusi tersebut dan mengatakan Iran harus meninggalkan hukuman mati.
Kementerian luar negeri Iran bereaksi dengan mengkritik pemerintah Eropa karena “mendukung teroris” alih-alih melawan mereka.
Eksekusi profil tinggi lainnya di Iran dilakukan pada bulan Januari ketika mantan pejabat kementerian pertahanan Alireza Akbari digantung setelah diduga menjadi mata-mata untuk dinas intelijen Inggris selama hampir dua dekade. Dia juga memiliki kewarganegaraan Inggris.
Warga negara ganda ketiga yang juga dieksekusi adalah Jamshid Sharmahd, seorang warga negara Iran-Jerman yang didakwa memimpin kelompok pro-monarki yang dituduh mengorganisir operasi “teroris” di tanah Iran ditegakkan oleh Mahkamah Agung pada akhir April.*