Hidayatullah.com – Seorang jamaah haji Afrika Selatan di Arab Saudi menarik perhatian banyak jamaah haji lain lantaran pakaian terbuat dari kulit harimau yang ia pakai.
Dilansir The New Arab (26/06/2023), pakaian unik Syekh Dawood berupa rompi dan penutup kepala. Ia juga mengenakan alas kaki, celana panjang, dan pakaian lainnya yang terbuat dari kulit harimau.
Pria asal Afrika Selatan itu mengatakan bahwa pakaiannya terinspirasi oleh budaya Zulu di Afrika Selatan, di mana beberapa orang berburu harimau dan menggunakan kulitnya untuk membuat pakaian.
يلقب بصائد النمور..
حاج من #جنوب_إفريقيا يخطف الأنظار في #مكة_المكرمة بزيه المصنوع من جلد النمور#العربية_في_الحج
عبر:@Rayankhurmi pic.twitter.com/Ox96KzpG2o
— العربية السعودية (@AlArabiya_KSA) June 26, 2023
Dia mengatakan bahwa dia ingin mewakili budaya sukunya di Arab Saudi, di mana para peziarah dari seluruh penjuru dunia akan berkumpul untuk menunaikan ibadah haji.
Syekh Dawood, adalah salah satu dari 2 juta peziarah yang diharapkan turun ke kota suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam.
Pakaian tersebut lantas menarik perhatian warga dan sesama jamaah haji, yang beberapa kali meminta untuk berfoto dengannya. Pakaian itu juga memberinya julukan “Abu Nimr” – yang berarti ayah dari seekor harimau.
Syekh Dawood mengatakan bahwa jamaah haji lain dari seluruh dunia sangat ingin bertanya kepadanya tentang budaya, tradisi, dan pakaiannya, yang dengan senang hati dia sampaikan.
Dia berterima kasih kepada Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz dan Allah atas kesempatan untuk menunaikan ibadah haji, menyebutnya sebagai “perasaan yang tak terlukiskan.”
“Saya sangat senang berada di sini. Ini kesempatan yang [tidak datang] dengan mudah,” tambahnya.
Arab Saudi diperkirakan akan menampung lebih dari 2,5 juta peziarah tahun ini dari 160 negara, menetapkan rekor dunia dan melampaui rekor sebelumnya, yang ditetapkan pada 2019.
Tahun 2023 juga menandai ziarah bebas pembatasan pertama sejak merebaknya pandemi virus corona pada tahun 2020. Tahun lalu, hanya satu juta orang yang diizinkan untuk ambil bagian.*