Hidayatullah.com– Media massa, baik elektronik, cetak, maupun berbasis online, diharapkan adil dalam memberitakan Aksi Bela Islam II atau Aksi Bela Qur’an pada Jumat (04/11/2016) besok.
Media massa dimaksud tak terkecuali media mainstream (arus utama) dan media non-mainstream.
“Kepada-kepada media Islam khususnya, dalam memilih diksi, bahwa (aksi) ini bukanlah gerakan SARA, ini bukan pula gerakan politik. Ini adalah aksi damai untuk menegakkan hukum dan keadilan,” pesan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) KH Bachtiar Natsir.
Hal itu ia sampaikan kepada wartawan termasuk hidayatullah.com usai Rapat Konsolidasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) di Puri Putri, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa malam Rabu (02/11/2016).
Senada, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) juga berpesan kepada media massa agar adil dan proporsional dalam memberitakan “aksi damai tangkap Ahok” tersebut.
“Semua media juga harus adil,” ujar Aa Gym di Jakarta, Selasa pagi (01/11/2016) dalam acara siaran langsung sebuah stasiun televisi swasta.
“Karena ada beberapa media yang nggak mau meliput atau nggak adil meliputnya. Itu nambah masalah baru. Proporsional saja,” lanjut dai yang mengaku akan turut dalam Aksi Bela Islam II di Jakarta, besok.
Terkait media, diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, muncul kabar sempat terjadinya pemblokiran sejumlah media massa Islam. Pemblokiran itu diduga terkait aksi Jumat besok.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Muncul Kabar Pemblokiran Media Islam dan Penghambatan Massa dari Daerah
Aksi Bela Islam II merupakan lanjutan aksi-aksi sebelumnya. Dimana, publik mendesak pemerintah khususnya kepolisian segera memproses hukum penista agama.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai melakukan penistaan agama terkait ucapannya soal Al-Maidah ayat 51.* Ali Muhtadin, SKR